Di acara The Ramsey Show baru-baru ini, Michelle dari Wisconsin cerita ke Dave Ramsey dan George Kamel tentang masalahnya yang menarik dan bikin iri.
Di tahun 2022, Michelle ambil keputusan berani dengan investasi uang banyak — $270,000, yang sebagian besar dapet dari uang asuransi jiwa suaminya yang meninggal — di pasar saham. Untungnya buat dia, waktu itu pasar lagi turun. Sejak itu, investasinya naik jadi empat kali lipat ke $1.1 juta [1].
Walaupun Michelle masuk pasar di waktu yang tepat dan pilih saham yang untung besar, keberuntungan ini bikin dia tidak tenang. Dia nelpon ke acara itu karena bingung harus ngapain dengan uang sebanyak itu di saham, dan takut kalau keuntungan $500,000-nya yang belum diambil bisa ilang kalau pasar jatuh.
Apakah dia harus tetap pegang sahamnya, jual semua, atau cari cara lain supaya uangnya bisa tetap tumbuh tapi resikonya lebih kecil?
Ramsey kasih selamat ke Michelle duluan, lalu bicara soal resiko. Investasi pertamanya cuma di 20 perusahaan, dan dari 20 itu, cuma empat yang kasih untung paling besar.
Situasi Michelle mirip dengan pola pasar saham sejak pandemi. Sejak 2022, 500 perusahaan terbesar di AS yang dilacak Standard and Poor’s tumbuh 70%, tapi sebagian besar pertumbuhan itu dari “Magnificent 7” yang isinya Nvidia, Amazon, Alphabet (Google), Meta Platforms (Facebook), Microsoft, Apple dan Tesla [2].
Tujuh saham itu secara grup tumbuh 262.7%, dan Nvidia sendiri tumbuh 1,027.7%.
Mungkin kelihatannya perusahaan dari empat investasi Michelle yang sukses akan terus tumbuh, tapi Ramsey bilang situasinya mirip seperti penjudi yang taruh semua chipnya di satu nomor roulette dan menang. Dan sama seperti di kasino, kalau kamu udah menang banyak, mungkin sudah waktunya pergi dari meja dan keluar gedung.
“Apa yang kamu lakukan … itu tidak bisa dipertahankan,” kata Ramsey. “Contohnya, orang yang day trading — mereka beli dan jual sepanjang hari — 97% dari mereka rugi dalam setahun. Sekarang, kamu tidak day trading, tapi kamu aktif trading.”
Cerita Berlanjut
Ramsey jelaskan bahwa naruh semua uang di sedikit saham bagus, walau mereka bagus di masa lalu, bikin kamu terbuka resiko kerugian besar kalau perusahaan-perusahaan itu gagal.
“Saya akan takut kalau separuh kekayaan saya ada di empat saham,” kata Ramsey. “Karena nasib kekayaan saya tergantung sama empat perusahaan itu.”
Diversifikasi, di sisi lain, menyebar resiko ke banyak investasi berbeda, bikin stabil dan kurangi kemungkinan kerugian besar. Ramsey sarankan Michelle untuk jual sahamnya, bayar pajak untuk keuntungannya, lalu investasi lagi uangnya di portfolio yang seimbang.
Baca lagi: Masih ada kemungkinan 35% resesi menghantam ekonomi Amerika tahun ini — lindungi tabungan pensiunmu dengan 10 langkah uang penting ini secepatnya
Diversifikasi artinya menyebar uang kamu di berbagai jenis aset seperti saham, obligasi, properti, dan investasi lain seperti emas.
Daripada tergantung sama kinerja satu perusahaan, kamu dapat eksposur ke banyak bisnis, sektor, dan jenis aset berbeda. Cara ini kurangi resiko karena kerugian di satu area bisa ditutupi oleh keuntungan di area lain.
Untungnya, kita berada di era emas untuk investasi terdiversifikasi. Di abad 20, diversifikasi di portfolio bisa berarti punya sedikit saham di puluhan perusahaan, ditambah setumpuk obligasi kertas di brankas. Sekarang kamu bisa punya hampir semua jenis aset — dari saham ke obligasi ke emas dan cryptocurrency — di dana ETF (exchange-traded fund) yang biayanya rendah dan sangat likuid.
Beberapa investor pilih untuk seimbangkan keduanya dengan naruh sebagian besar uangnya di dana yang terdiversifikasi, sambil sisihkan sebagian kecil untuk saham individual. Strategi ini kasih mereka kesenangan memilih perusahaan yang mereka percaya sambil jaga investasi intinya tetap aman.
Buat mereka yang baru mulai investasi, cara paling aman adalah dengan kontribusi ke akun pensiun seperti 401(k) atau IRA, di mana keuntungan pajak bisa bantu uang kamu tumbuh lebih cepat. Di dalam akun-akun ini, reksa dana indeks dan ETF yang biayanya rendah biasanya titik mulai terbaik. Mereka kasih eksposur luas ke pasar saham dengan biaya minimal.
Penting juga untuk investasi secara teratur daripada coba tebak waktu pasar. Kontribusi rutin — strategi yang disebut dollar-cost averaging — bantu meratakan naik turunnya siklus pasar. Investor baru harus fokus ke pertumbuhan jangka panjang daripada untung cepat. Dan sebelum naruh uang di pasar, buat dana darurat yang jamin kebutuhan jangka pendek tidak memaksa kamu jual investasi di waktu yang buruk.
Kesuksesan Michelle sebagai investor pemula sangat bagus, dan jadi pelajaran untuk orang lain. Keuntungan besarnya luar biasa, tapi langkah paling pintarnya adalah menyeimbangkan lagi portfolionya untuk memastikan dia terdiversifikasi dan terlindungi dari naik turun yang dialami saham individual.
Buat investor pemula, ceritanya pengingat untuk mulai dengan investasi yang stabil dan terdiversifikasi, daripada mengejar taruhan yang beresiko.
Di dunia investasi, yang pelan-pelan dan konsisten biasanya yang menang.
Gabung sama lebih dari 200.000 pembaca dan dapatkan cerita terbaik dari Moneywise dan wawancara eksklusif lebih dulu — insight jelas yang dikurasi dan dikirim mingguan. Langganan sekarang.
Di Moneywise, kami merasa bertanggung jawab untuk buat konten yang akurat dan bisa dipercaya supaya orang-orang bisa andalkan untuk mengambil keputusan keuangan. Kami pakai sumber yang sudah diperiksa seperti data pemerintah, catatan keuangan, dan wawancara dengan ahli, serta menampilkan laporan dari pihak ketiga yang kredibel.
Kami berkomitmen untuk transparansi dan bertanggung jawab, memperbaiki kesalahan dengan terbuka dan mengikuti praktik terbaik di industri jurnalisme. Untuk info lebih lengkap, lihat etika dan panduan editorial kami.
[1]. The Ramsey Show Highlights — YouTube. “Saya Hasilin $1,1 Juta dari Jual Beli Saham”
[2]. Investopedia. “Saham ‘Magnificent 7’: Yang Perlu Kamu Tau”
Artikel ini cuma untuk informasi saja dan bukan nasehat. Kontennya diberikan tanpa jaminan apapun.