Perang untuk kesetiaan orang Amerika pada ayam goreng masih panas aja. Tapi di tengah panasnya yang disebut “perang ayam,” Bojangles diam-diam udah mulai bangkit lagi.
Sejak diambil alih secara privat tahun 2019 dengan harga sekitar $590 juta, nilai rantai restoran dari North Carolina ini hampir tiga kali lipat (katanya lagi cari dijual dengan harga lebih dari $1,5 miliar), dan sekarang bahkan siap-siap bawa biskuit dan ayam Cajun-nya ke New York City.
Buat CEO José Armario, sukses bukan cuma tentang nilai pasar atau jabatan bagus—tapi tentang memimpin dengan rendah hati.
“Saya pribadi rasa kamu bisa menarik lebih banyak lebah pake madu daripada cuka,” kata Armario ke Fortune.
“Kamu gak perlu jadi orang jahat sepanjang jalan. Kamu tetap bisa sampai di tempat yang benar.”
Armario belajar pelajaran itu sejak dini. Umur 12 tahun, dia mulai kerja di pom bensin di Miami, isi bensin dan bersihin kaca mobil, meski managernya gak pernah suruh.
“Saya lihat cahaya di mata orang ketika kamu lakukan hal baik buat seseorang, dan kadang dapet tip,” katanya. “Dan yang saya temuin nanti di hidup adalah ada banyak cara untuk mencapai hasil akhir yang kamu cari.”
Sikap itu membentuk sisa karirnya. Umur 14 tahun, dia ganti pom bensin dengan sutil di McDonald’s seberang jalan, memulai karir selama lima dekade di industri makanan. Meski dipecat cuma tiga bulan kemudian, dia langsung dapet kerja di Burger King, walaupun akhirnya balik lagi ke McDonald’s.
### Rahasia naik tangga korporat, menurut CEO Bojangles
Armario kenal dunia fast-food dari semua sisi—naik pangkat dari kru Burger King sampai eksekutif McDonald’s yang urus rantai pasokan global, pengembangan, dan waralaba. Sepanjang jalan, dia kembangkan filosofi bahwa sukses datang bukan dari mengejar jabatan, tapi dari berpikir strategis tentang langkah selanjutnya.
“Saya cuma selalu coba lihat dua langkah ke depan dan bilang, oke, saya rasa saya bisa mencapainya, dan itu selalu beri saya semangat,” kata Armario. “Dan walau saya punya jabatan CEO yang bagus, saya bisa bilang bahwa saya udah punya banyak jabatan penting sepanjang jalan.”
Selama karirnya, Armario pegang peran kepemimpinan, termasuk manajer restoran di Burger King, presiden McDonald’s Chile, dan kemudian presiden McDonald’s Amerika Latin. Lihat industri secara keseluruhan, dia bilang hasil lebih penting daripada senioritas—artinya kerja keras selalu diperhatikan—dan dihargai. Tapi ketika Armario jadi pemimpin sendiri, dia bilang momen paling membanggakan datang dari mengembangkan orang lain, bukan mengumpulkan pujian sendiri dan menginjak orang lain di sepanjang jalan.
“Pada akhirnya, kesenangan datang dari kerja dengan orang-orang hebat dan membina mereka serta bantu mereka sukses dan kamu ikut dalam perjalanannya,” tambah dia. “Ini bukan tentang kamu yang dapet pujian, ini tentang kamu bantu orang lain sampai ke tempat yang benar. Karena jika mereka berhasil, tebak apa yang terjadi sama kamu? Kamu juga sampai di tempat yang benar.”
Untuk Gen Z yang naik tangga korporat mereka sendiri, Armario kasih peringatan: jangan lupa sama pekerjaan yang ada di depan kamu.
“Pertama, pastikan kamu kerjakan pekerjaan harianmu dengan baik karena kamu harus selesaikan tugasmu,” katanya ke Fortune. “Dan kedua, cari kesempatan yang mungkin gak diliat orang lain.”
### Keseimbangan kerja-hidup itu perlu, kata CEO Bojangles
Di dunia layanan makanan yang serba cepat, dorongan untuk lakukan lebih banyak itu konstan. Buat Armario, benang merah umum di sepanjang karirnya selama beberapa dekade adalah perubahan—sering pindah hidup tiap beberapa tahun ke kota baru. Dia becanda bahwa dia dan istrinya berhenti hitung jumlah pindahan setelah 27 kali.
Sekarang, dia lebih menetap. Armario mulai pagi harinya dengan jalan kaki 2,5 sampai 3 mil dengan istrinya sebelum berhenti di Bojangles lokal untuk sarapan. Dia targetkan selesai kerja jam 5:30 sore, sebagian untuk kasih contoh buat timnya.
“Saya coba tekankan ke tim saya, kita harus seimbangkan hidup kerja kita,” katanya.
“Kalau saya gak pulang dari sini jam yang wajar, orang-orang susah lewat di pintu kaca saya. Gak ada yang mau jadi orang pertama yang keluar dan duluan dari CEO, jadi saya usahakan yang terbaik untuk coba keluar di jam yang wajar supaya saya kasih ijin ke semua orang untuk pulang.”