Presiden Donald Trump minta SEC untuk menyelidiki apakah laporan keuangan yang lebih sedikit mungkin bermanfaat untuk perusahaan. Dia bilang ini bisa menghemat uang dan biar manajer fokus jalankan perusahaanya dengan baik.
Banyak perusahaan setuju dengan ide ini. Mereka mengeluh bahwa laporan ini mahal dan makan waktu lama. Menurut survei dari Nasdaq, tiga perempat dari 180 perusahaan lebih suka lapor hanya dua kali setahun.
Tapi, perubahan ini bisa pengaruhi banyak pekerjaan kerah putih, seperti di bidang hukum, akuntansi, dan komunikasi. Mempersiapkan laporan keuangan bisa butuh waktu mingguan dan melibatkan puluhan orang. Uang yang dikeluarkan untuk laporan ini juga upah untuk banyak pekerja.
Jika laporan dikurangi, profesi seperti hubungan investor dan komunikasi mungkin tetap sibuk karena investor tetap butuh informasi. Bahkan, mereka mungkin butuh lebih banyak data alternatif.
Eksekutif puncak seperti CEO dan CFO bisa dapat waktu lebih banyak untuk fokus pada operasi jika laporan dikurangi. Tapi, di wilayah seperti UE, banyak perusahaan tetap lapor tiap triwulan meski aturannya hanya dua kali setahun.
Yang paling terpengaruh mungkin adalah profesional seperti pengacara dan auditor yang disewa khusus untuk bikin laporan. Biaya untuk jasa mereka adalah salah satu pengeluaran terbesar.
Perubahan ini juga bisa pengaruhi penyedia data keuangan. Beberapa bilang ini bisa meningkatakan permintaan untuk data alternatif. Tapi, bagi dana lindung nilai (hedge fund), lebih sedikit laporan berarti lebih sedikit peluang untuk trading dan dapat untung.
Jadi, perubahan aturan laporan keuangan punya dampak besar bagi banyak pihak, bukan cuma perusahaan dan investor.