CEO Southwest Airlines, Bob Jordan, biasanya tidak pakai jas saat terbang supaya bisa bantu kru pesawat.
Dalam interview sama New York Times, dia cerita kebiasaannya waktu terbang, kebijakan baru Southwest, dan nasihat dari pendiri legendaris Herb Kelleher.
Jordan bilang dia suka duduk di jendela, tapi kalau urusan bisnis, dia pilih kursi lorong supaya bisa jalan-jalan dan ngobrol sama pramugari.
"Aku suka bagiin makanan, ngambil sampah. Trus aku duduk di kokpit ngobrol sama pilot," katanya. "Aku gak mau ganggu penumpang lain, makanya aku pilih kursi lorong biar bebas gerak."
Dia jarang pakai jas waktu terbang, lebih sering pakai vest atau kaus polo karena mau kerja bareng kru. Jas cuma dipakai kalau ke Washington D.C. atau rapat sama pejabat.
Jordan bahkan suka bantu kru di darat juga.
"Aku suka turun bongkar koper. Susah banget bongkar koper di bagasi pesawat kalau pakai jas," ujarnya.
Dia juga bahas reaksi orang soal perubahan kebijakan Southwest, seperti akhir sistem duduk bebas dan bayar buat kursi premium.
"Ada yang nggak senang, tapi banyak juga yang senang," kata Jordan. "Kita harus terus komunikasi karena kadang orang belum paham. Setelah ngerti, mereka malah antusias. Perubahan emang selalu susah."
Dia akui Southwest agak terlambat dibanding maskapai lain, tapi perubahan ini harus cepat, bukan bertahun-tahun.
Tapi dia tegaskan perubahan ini bukan karena tekanan dari Elliott Investment Management. Southwest ubah susunan dewan tahun lalu, tapi Jordan tetap jadi CEO.
Jordan mulai kerja di Southwest tahun 1988, saat Kelleher masih CEO. Mereka ketemu pertama kali di hari pertamanya kerja.
Ditanya apa pendapat Kelleher (yang meninggal tahun 2019) soal perubahan besar ini, Jordan ingat nasihat sang pendiri:
"Salah satu kutipan favorit Herb: ‘Kalau nggak berubah, kita mati,’" kata Jordan. "Herb nggak bikin maskapai ini cuma untuk sistem duduk bebas. Itu cuma cara supaya efisien. Herb bikin Southwest beda dari segi pelayanan."