Seorang sherif dari Tennessee yang sudah meninggal, yang ide nya dibuat film Hollywood tentang petugas hukum yang melawan kejahatan terorganisir, ternyata membunuh istrinya sendiri di tahun 1967 dan membuat orang-orang percaya bahwa istrinya dibunuh oleh musuhnya, kata pihak berwenang pada hari Jumat.
Pihak berwenang mengakui bahwa temuan ini mungkin mengejutkan banyak fans Buford Pusser yang menonton film “Walking Tall” tahun 1973. Film itu menggambarkannya sebagai sherif yang tegas tapi adil. Banyak petugas polisi yang terinspirasi oleh ceritanya, kata Jaksa Davidson.
Davidson bilang ada cukup bukti bahwa jika Pusser, sherif McNairy County yang meninggal tujuh tahun setelah istrinya, masih hidup hari ini, dia akan didakwa atas pembunuhan Pauline Mullins Pusser. Penyidik juga menemukan tanda-tanda bahwa dia mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Penyidik bekerja sama dengan Biro Penyidikan Tennessee. Mereka mulai memeriksa ulang berkas lama tentang kematian Pauline di tahun 2022. Agen menemukan ketidakcocokan antara cerita Buford Pusser dan bukti fisik, menerima tips tentang senjata yang mungkin digunakan, dan menggali kuburan Pauline untuk otopsi.
“Kasus ini bukan untuk menghancurkan legenda. Ini tentang memberikan keadilan untuk Pauline dan keluarganya dan memastikan bahwa kebenaran tidak terkubur oleh waktu,” kata Davidson. “Kebenaran itu penting. Keadilan itu penting. Bahkan setelah 58 tahun. Pauline berhak mendapatkan keduanya.”
Kasusnya terjadi pada tanggal 12 Agustus 1967. Buford Pusser dapat telepon pagi-pagi tentang keributan. Dia melaporkan bahwa istrinya mau ikut naik mobil bersamanya. Buford Pusser bilang bahwa setelah mereka lewat Gereja New Hope, sebuah mobil menepi dan menembak beberapa kali ke mobil mereka, membunuh Pauline dan melukai sherif. Kasusnya kebanyakan berdasarkan pernyataannya sendiri dan ditutup cepat.
Selama pemeriksaan ulang, Dr. Michael Revelle mempelajari foto-foto dan pernyataan Buford Pusser. Dia menyimpulkan bahwa kemungkinan besar Pauline ditembak di luar mobil lalu dimasukkan ke dalam.
Dia menemukan bahwa luka di kepala Pauline tidak cocok dengan foto tempat kejadian. Percikan darah di kap mobil tidak sesuai dengan cerita Buford Pusser. Luka tembak di pipinya adalah luka tembak jarak dekat, bukan dari jarak jauh, dan kemungkinan dibuat sendiri.
Otopsi Pauline menunjukkan hidungnya pernah patah dan sudah sembuh sebelum dia meninggal. Davidson mengatakan pernyataan orang-orang yang ada pada waktu itu mendukung kesimpulan bahwa dia adalah korban kekerasan dalam rumah tangga.
Adik laki-laki Pauline, Griffon Mullins, bilang penyidikan ini memberinya ketenangan. Dia bilang dalam video bahwa saudara perempuannya yang lain meninggal tanpa tahu apa yang terjadi pada Pauline dan dia bersyukur akan meninggal dengan mengetahui kebenarannya.
“Kamu akan jatuh cinta padanya karena dia orangnya ramah. Keluarga saya selalu datang ke Pauline jika mereka ada masalah atau butuh nasehat dan dia selalu ada untuk mereka,” katanya. “Dia orang yang baik. Saya mencintainya dengan sepenuh hati.”
Mullins bilang dia tahu ada masalah dalam pernikahan Pauline, tapi dia bukan tipe orang yang suka cerita tentang masalahnya. Karena itu, Mullins bilang dia “tidak sepenuhnya kaget.”
Ditanya tentang senjata pembunuhnya dan apakah cocok dengan temuan otopsi, Rausch menyarankan untuk membaca berkas kasusnya untuk detailnya.
Biro Penyidikan Tennessee berencana memberikan seluruh berkas, yang lebih dari 1.000 halaman, kepada publik dengan menyerahkannya ke Universitas Tennessee di Martin. Sekolah akan membuat database online untuk kasus ini. Sampai saat itu, masyarakat bisa membuat janji untuk melihatnya langsung atau membeli kopinya, kata Rektor universitas Yancy Freeman Sr.
Memperkenalkan Fortune Global 500 2025, peringkat perusahaan terbesar di dunia. Jelajahi daftar tahun ini.