Bos Miliuner SoundHound Dirikan 3 Startup Software Sebelum Lulus—Ia Beri Pesan ke Gen Z yang Ingin Jadi Bos Sendiri: ‘Lempar Dart Sembarangan’

Sebagai orang yang pindah dari Iran umur 17 tahun dengan bahasa Inggris terbatas, jadi pengusaha teknologi dulu seperti mimpi tak mungkin. Tapi Keyvan Mohajer selalu punya prinsip: Kamu gak bisa sukses besar kalau gak mencoba.

Dan dia memang mencoba. Saat diwisuda di Universitas Toronto dengan gelar teknik, Mohajer udah punya tiga perusahaan software. Semuanya akhirnya untung dan jadi modal proyek AI suara yang dia mulai di kamar asrama Stanford tahun 2004—yang jadi SoundHound AI.

Sekarang, perusahaan AI komunikasi suara ini bernilai lebih dari $6,5 miliar dan kerja sama dengan klien kayak Nvidia, Snapchat, Mercedes-Benz, dan lainnya.

Buat Mohajer, yang jadi CEO, kegagalan cuma jadi motivasi. Dan ini pelajaran buat Gen Z yang mau mulai bisnis sampingan: Berani ambil risiko dan bikin perusahaan dari awal mungkin terdengar menakutkan—tapi cuma butuh satu ide bagus buat sukses besar.

“Setiap percobaan, kamu harus anggap ini yang bakal berhasil… Karena kalau kamu cuma lempar dart asal-asalan, pasti ada yang kena bullseye,” kata Mohajer ke Fortune.

Dari kamar asrama ke ruang rapat

Mohajer dari kecil suka dua hal: film dan robot. Setelah nonton Star Trek, dia mimpi bikin sistem suara komputer jadi nyata. Tapi baru setelah ketemu rekan pendirinya, James Hom dan Majid Emami, di program doktoral teknik elektro Stanford, dia sadar bisa bikin itu jadi kenyataan.

Produk pertama mereka simpel: cari lagu pake bersenandung. Dua minggu sebelum Natal, tim ini gak keluar kamar sampe bisa bikin produk yang bisa deteksi lagu dari database 20.000 file media. Tanggal 24 Desember, kodenya berhasil.

“Malam Natal, aku bersenandung lagu Godfather, dan sistem bilang, ‘Kamu nyanyikan The Godfather’,” ceritanya di acara The Tale of a Success mahasiswa Iran California.

MEMBACA  Generasi Lab Raup Pendanaan $11 Juta, Jadi Investasi Longevity Pertama Accel

Pitch ke investor simpel: AI suara adalah masa depan. “Dalam 20 tahun, kita bakal ngobrol sama komputer dan mereka bakal jawab—itu bakal ubah dunia komputasi.”

Walau SoundHound butuh tahunan buat berkembang, Mohajer bilang ke Fortune, temukan passion—hal yang bikin “jantung berdebar”—adalah kunci suksesnya.

“Kamu bisa hidup biasa aja, ceklis target, jadi rata-rata,” katanya. “Tapi aku pengen jadi luar biasa, pengen ngejer batas. Aku mau ke tempat yang belum pernah didatangi orang lain, dan itu yang mendorongku jadi pengusaha.”

Walau harga saham SoundHound naik-turun, tahun ini naik 200% berkat laporan keuangan lebih baik dari perkiraan. Pendapatan naik 217% dari tahun lalu. Nilai pasar perusahaan lebih dari $6,5 miliar.

Pendiri yang mulai dari kamar asrama

Saat banyak mahasiswa ragukan nilai gelar, kisah SoundHound ingatkan kita bahwa inovasi sering dimulai di kampus—walau cuma dari pertemuan biasa.

Perusahaan kayak Databricks ($62 miliar) dan Google ($2,4 triliun) juga mulai di kampus. Pendirinya ketemu di Stanford.

Tapi perusahaan paling terkenal yang lahir dari kampus pasti Facebook. Mark Zuckerberg ketemu rekan pendirinya di Harvard dan bikin platform sosial yang sekarang jadi Meta (hampir $2 triliun).

Billionaire ini balik ke almamaternya tahun 2017 dan bilang dia gak pernah menyangka bakal sesukses ini.

“Kami cuma mahasiswa. Gak tau apa-apa. Ada banyak perusahaan teknologi besar dengan sumber daya. Kami kira salah satu dari mereka yang bakal berhasil,” kata Zuckerberg.

“Kami mulai pertemanan seumur hidup di sini, bahkan keluarga. Makanya aku sangat berterima kasih ke tempat ini. Terima kasih, Harvard.”

Perkenalkan Fortune Global 500 2025, ranking perusahaan terbesar di dunia. Lihat daftar tahun ini.

MEMBACA  Harga minyak datar, siap untuk pekan yang buruk karena kekhawatiran permintaan Oleh Investing.com