Butch Meily adlah presiden dari Philippine Disaster Resilience Foundation, IdeaSpace, dan QBO Innovation. Dia menulis buku memoir baru berjudul From Manila to Wall Street: An Immigrant’s Journey with America’s First Black Tycoon.
Di tahun 1961, Presiden AS John F. Kennedy membuat agensi federal baru, yaitu United States International Agency for Development (USAID). Tujuannya adalah “memberikan bantuan ke negara-negara yang pulih dari bencana, berusaha keluar dari kemiskinan, dan melakukan reformasi demokratis.” Di antara 100+ negara yang dibantu USAID selama 64 tahun berikutnya termasuk negara saya, Filipina.
Minggu lalu, USAID resmi berhenti beroperasi. Sehari sebelumnya, jurnal medis Inggris The Lancet menerbitkan studi peringatkan tentang konsekuensi yang mungkin muncul. Penghapusan USAID bisa menyebabkan 14 juta kematian tambahan dalam lima tahun ke depan. Dampaknya bagi beberapa negara disebut “setara dengan pandemi global atau konflik bersenjata besar,” akibat “kebijakan yang disengaja dan bisa dihindari.”
Prestasi USAID
Sejak saya kembali ke Filipina di tahun 2000, USAID telah bekerja dengan sangat baik. Makanan dari petani AS membantu keluarga kelaparan dan pengungsi. Mereka juga menyediakan obat untuk malaria, HIV, dan penyakit menular lainnya. USAID juga membantu masyarakat melawan kemiskinan dan mengembangkan ekonomi, sekaligus membuka pasar baru untuk produk AS.
Di Filipina, USAID melatih 28.000 mantan pejuang dengan keterampilan bertani dan bekerja, membantu mereka kembali ke masyarakat. Angka kematian ibu turun hampir setengah dalam 23 tahun berkat bantuan USAID. Mereka juga membantu lebih dari 1,5 juta nelayan mengelola sumber daya laut dengan lebih baik.
Di bidang pendidikan, USAID melatih lebih dari 19.000 guru dalam bahasa Inggris, matematika, dan sains. Hasilnya, siswa di daerah yang dibantu USAID menunjukkan peningkatan besar dalam membaca dan pemahaman.
‘Dari Rakyat Amerika’
USAID mewakili nilai-nilai terbaik AS. Mereka menciptakan hubungan baik antara negara kita dan membantu yang paling membutuhkan sekaligus mempromosikan produk AS.
Saat ini, semua program tiba-tiba berakhir, dan banyak staf USAID pulang ke AS. Bulan lalu, Duta Besar AS MaryKay Carlson mengadakan pesta perpisahan untuk USAID di Filipina. Saya hadir dan merasa seperti menghadiri pemakaman, bukan perceraian.
Saya masih berharap AS dan Filipina tetap berteman baik, dan suatu hari USAID mungkin akan kembali melanjutkan misi heroiknya.
Presiden Kennedy pernah bilang, “Kita punya kewajiban untuk dipenuhi, tapi juga kesempatan besar untuk diraih.” Kata-katanya itu masih relevan hari ini.