Bank Sentral Eropa merayakan satu tahun siklus pelonggaran kebijakan pada Kamis lalu, saat mereka memotong suku bunga lagi. Ini dilakukan karena ekonomi zona euro sedang bermasalah dan ketegangan perdagangan global semakin buruk.
ECB memotong suku bunga deposito utama sebesar 0,25% jadi 2%, sesuai prediksi banyak orang. Ini pemotongan ketujuh berturut-turut dan kedelapan sejak Juni tahun lalu saat mereka mulai menurunkan biaya pinjaman.
ECB juga menurunkan prediksi inflasi untuk 2025. Kenaikan harga konsumen diperkirakan bakal capai target ECB yaitu 2% tahun ini.
Setelah lonjakan inflasi pasca-pandemi terkendali, ECB kini fokus pada pengurangan biaya pinjaman untuk bantu ekonomi 20 negara pengguna euro yang sedang kesusahan.
Tarif impor dari Presiden AS Donald Trump bikin prospek ekonomi zona euro makin tidak pasti. Eropa jadi target utama Trump, dan ini bikin khawatir eksportir di benua tersebut.
Saat umumkan keputusan suku bunga, ECB bersikap hati-hati soal tarif Trump dan kemungkinan pembalasan. Mereka bilang ketidakpastian kebijakan perdagangan bisa pengaruhi investasi bisnis dan ekspor, tapi investasi pemerintah di pertahanan dan infrastruktur akan dukung pertumbuhan ekonomi.
“Pendapatan riil yang naik dan pasar kerja yang kuat biar rumah tangga bisa belanja lebih. Ditambah kondisi pinjaman yang lebih baik, ini harusnya bikin ekonomi lebih tahan terhadap guncangan global,” kata ECB.
Prediksi pertumbuhan ekonomi 2025 tetap di 0,9%. Inflasi zona euro Mei lalu tercatat 1,9%, sudah mendekati target ECB.
Kini semua mata tertuju pada konferensi pers Presiden ECB Christine Lagarde. Ada spekulasi ECB mungkin jeda pemotongan suku bunga di Juli untuk evaluasi situasi.
Kebijakan ECB berbeda dengan Fed AS yang pertahankan suku bunga karena khawatir tarif Trump bisa picu inflasi di AS.
Lagarde juga mungkin ditanya soal rencana dia mundur dari ECB lebih awal untuk pimpin Forum Ekonomi Dunia, seperti dilaporkan Financial Times minggu lalu. Tapi ECB tegaskan Lagarde tetap akan menjabat sampai 2027.
Serangan Tarif
Trump bilang tarif impornya akan bawa lapangan kerja manufaktur balik ke AS. Dia sudah kenakan banyak tarif ke Uni Eropa.
Uni Eropa sekarang hadapi tarif dasar 10% plus tarif lebih tinggi di sektor tertentu. Trump tunda kenaikan tarif lebih besar untuk beri waktu negosiasi, tapi dia tetap buat kebijakan baru yang bikin dunia was-was.
Minggu ini, dia naikkan tarif aluminium dan baja dari 25% ke 50%. Bulan lalu, dia ancam Eropa dengan eskalasi kalau tidak mau bernegosiasi cepat.
Buat ECB, ini tantangan sulit: lindungi zona euro dari kebijakan dagang Trump yang tidak bisa ditebak, sambil jaga inflasi tetap stabil.
Tarif Trump diperkirakan akan tekan inflasi zona euro. Ini karena China yang kena tarif mungkin alihkan barang murahnya ke Eropa, euro yang menguat, dan harga energi yang mungkin turun.
Inflasi lebih rendah dan pertumbuhan melambat harusnya dorong ECB untuk terus potong suku bunga. Analis ING Carsten Brzeski prediksi pemotongan Kamis lalu “bukan yang terakhir”.
Tapi ada faktor yang buat situasi tidak pasti, seperti tanda-tanda ekonomi zona euro masih kuat awal tahun ini dan rencana belanja besar-besaran pemerintah Jerman yang bisa picu inflasi.
Cerita ini awalnya dimuat di Fortune.com