Sir Keir Starmer berharap dia bisa menghindari pemberontakan terbesar selama masa jabatannya dengan setuju melemahkan reformasi kesejahteraan yang kontroversial. Tapi, dia akan menghitung biaya politik dan finansial selama bertahun-tahun ke depan.
Penyerahan tiba-tiba ini terjadi selama pembicaraan rahasia yang terburu-buru dengan anggota senior Partai Buruh di Westminster pada Kamis. Ini akan menelan biaya besar lebih dari £1,5 miliar—dan memunculkan pertanyaan bagaimana pemerintahan Partai Buruh dengan mayoritas besar hampir kalah di House of Commons.
Ketika lebih dari 100 anggota Partai Buruh berjanji pada Senin untuk menolak RUU kesejahteraan Starmer, operasi gerilya ini mengguncang Downing Street.
Meski ada peringatan dari kantor whip tentang pemberontakan—dan salah satu whip mengundurkan diri minggu lalu karena hal ini—tim perdana menteri salah menghitung berapa banyak anggota parlemen yang siap “melawan”.
Mereka juga meremehkan anggota backbench, yang mengorganisir secara diam-diam hanya dengan obrolan tenang dan catatan di kertas. Grup WhatsApp, yang biasa dipakai di Westminster, dilarang untuk menghindari kebocoran.
Tapi upaya menteri, operator politik, dan whip untuk menghancurkan pemberontakan ini mengejutkan bahkan bagi yang pernah mengalami konflik parlemen: “Ini menciptakan perang saudara yang akan berlangsung tiga tahun ke depan,” kata satu anggota parlemen.
Pada Rabu, Starmer—yang fokus pada KTT NATO—masih mengabaikan kekhawatiran tentang pemberontakan, tapi partai sedang panik. Kekalahan dalam pemungutan suara penting kurang dari setahun berkuasa bisa merusak proyek Starmer.
Setelah kembali dari Den Haag, perdana menteri memberi sinyal akan berbalik arah, dan Kamis sore dia berdebat detail kompromi dengan anggota senior, termasuk ketua komite.
Kamis malam, setelah konsesi muncul, anggota Partai Buruh yang memberontak mempertimbangkan apakah ini cukup untuk mundur.
“Ini perubahan signifikan, mereka mendengar dan membuat perubahan,” kata satu anggota parlemen. “Saya pikir rekan-rekan akan terbujuk.”
Starmer menawarkan batasan pemotongan tunjangan disabilitas utama (Pip) untuk penerima baru dengan biaya £1,5 miliar per tahun, mempercepat paket dukungan pekerjaan senilai £1 miliar, dan berkonsultasi tentang reformasi. Ini akan mengurangi tabungan £4,8 miliar dari rencana awal.
Ini kompromi besar, bertolak belakang dengan upaya awal pekan untuk menekan anggota yang memberontak. Tapi beberapa masih ragu, khawatir penerima Pip yang lebih muda akan tetap dapat tunjangan lebih rendah.
Rachael Maskell, anggota parlemen dari York Central, bilang RUU ini “tidak bisa dan tidak boleh diselamatkan”, tambahnya: “Konsesi apa pun masih merugikan penyandang disabilitas. Satu-satunya opsi adalah menarik RUU, pikir ulang, dan bangun kepercayaan.”
Setelah sadar skala krisis, pejabat tinggi termasuk wakil PM Angela Rayner, menteri keuangan Rachel Reeves, dan ketua partai Ellie Reeves dikirim untuk membujuk pemberontak.
Satu anggota parlemen diancam kampanye pemilu berikutnya tidak akan didanai kecuali patuh. Yang lain diberitahu mereka tidak akan dipilih lagi. Beberapa diingatkan bisa dicopot dari posisi ketua komite.
Tapi meski kepemimpinan Partai Buruh mencoba menekan, jumlah backbench yang memberontak naik dari 108 pada Senin jadi lebih dari 120.
Bahkan jika kompromi Starmer berhasil, pemberontakan ini bisa buat dia terlihat lemah. Pengamat bertanya-tanya bagaimana PM tidak sadar pemberontakan terbesar ini melibatkan puluhan anggota yang sebelumnya dianggap setia.
Bibitnya muncul pada Maret ketika menteri kesejahteraan Liz Kendall merencanakan penghematan hampir £5 miliar dari anggaran. Reformasi terbesar adalah mempersempit syarat penerima Pip.
Kendall mencoba menjual reformasi ini sebagai upaya memberi martabat kerja bagi 2,8 juta orang Inggris yang tidak bekerja karena sakit jangka panjang.