Legislator Jerman telah menyetujui langkah yang akan mengarah pada pemilihan umum nasional lebih awal, yang sekarang dijadwalkan pada tanggal 23 Februari. Keputusan ini mendukung inisiatif Kanselir Olaf Scholz untuk membubarkan pemerintahnya saat ini lebih awal dari yang awalnya direncanakan.
Kanselir Scholz, anggota Partai Sosial Demokrat, memulai pemungutan suara kepercayaan setelah memberhentikan Menteri Keuangan Christian Lindner, pemimpin Partai Demokrat Bebas (FDP).
Tindakan ini mengakibatkan hilangnya mayoritasnya di Bundestag, dewan rendah parlemen Jerman. Pemilihan yang akan datang akan berlangsung tujuh bulan lebih awal dari jadwal aslinya.
Pemerintah koalisi, yang juga melibatkan Partai Hijau, mengalami kebuntuan pada awal November. Pembubaran tersebut terjadi akibat perselisihan yang persisten, terutama mengenai kebijakan keuangan.
Lindner dan partainya, FDP, menyatakan keberatannya tentang peningkatan pinjaman untuk memberikan bantuan kepada Ukraina dan untuk merangsang ekonomi Jerman yang lesu. Perselisihan ini eskalasi dengan saling tuduhan pelanggaran kepercayaan antara mitra koalisi.
Kekacauan politik ini muncul pada saat yang kritis bagi Jerman, yang merupakan ekonomi terbesar di Eropa. Negara ini telah menghadapi stagnasi ekonomi dan tantangan kompetitif untuk jangka waktu yang lama. Menambah kesulitan ini, potensi kembalinya Donald Trump ke jabatan presiden di Amerika Serikat bisa memperburuk situasi.
Kepresidenannya bisa menimbulkan tantangan tambahan bagi Jerman, dengan kemungkinan penurunan dukungan Amerika untuk Ukraina dan penerapan tarif baru. Tarif ini bisa berdampak buruk bagi para eksportir Jerman, menambah kompleksitas dalam prospek ekonomi negara.
Artikel ini dihasilkan dengan dukungan AI dan direview oleh seorang editor. Untuk informasi lebih lanjut lihat T&C kami.