Ambisi Trump Bertabrakan dengan Epstein, Fed, dan Masalah Kesehatan

Untuk Presiden Donald Trump, yang karier politiknya untung dari kekhawatiran pemilih soal elit Washington, kesehatan pendahulunya, dan kekayaan Wall Street, minggu lalu membawa nasib buruk.

Usaha Trump untuk menghindari skandal Jeffrey Epstein gagal total setelah Wall Street Journal menerbitkan cerita yang menyatakan dia pernah kirim surat ulang tahun bernada mesum ke finansier yang sudah jatuh — klaim yang dibantah presiden.

Gedung Putih terpaksa mengakui jarang-jarang bahwa Trump tidak sepenuhnya sehat. Trump juga bimbang soal nasib Ketua Fed Jerome Powell, awalnya bilang mau pecat dia tapi urung setelah takut pasar kacau.

Sekarang, saat Trump bersiap ke Inggris minggu depan buat selesaikan kesepakatan dagang dengan PM Keir Starmer, dia terlihat agak lemah.

Trump berharap banyak dari “minggu kemenangan” — paket pajak disetujui awal bulan, pemotongan anggaran, data ekonomi bagus, RUU stablecoin, dan tarif agresif. Tapi malah ada kebocoran di pertahanan presiden yang biasanya tak terbendung.

Trump akhiri minggu dengan marah di media sosial dan gugat sekutu utamanya di media, Rupert Murdoch, bersama Dow Jones & Co. dan News Corp. atas pencemaran nama baik.

Journal melaporkan Trump siapin surat untuk buku ulang tahun Epstein yang ke-50. Presiden bilang itu “PALSU” dan ceritanya “bohong, jahat, dan fitnah”. Tapi laporan ini bikin pendukungnya makin panas.

Pendukung Trump seperti Kash Patel dan Dan Bongino konflik sama Jaksa Agung Pam Bondi. Trump sendiri coba redam kemarahan tapi gagal. “Masih bahas Jeffrey Epstein?” bentaknya ke wartawan. “Orang-orang lemah! Aku gak mau dukungan mereka lagi!”

Tapi konspirasi Epstein yang dulu menguntungkan Trump sekarang berbalik. Pendukungnya kecewa karena pemerintahan mungkin tutup-tutupi fakta. Charlie Kirk bilang kasus Epstein kunci untuk buktikan “Deep State”.

MEMBACA  Keluarga dengan kekayaan bersih tinggi sedang berpacu melawan waktu untuk melindungi kekayaan mereka sebelum pajak warisan meningkat.

Trump kemudian minta Bondi buka beberapa dokumen pengadilan, tapi tidak sebanyak yang diminta sekutunya. Dia juga samain skandal Rusia dan Epstein sebagai “akal-akalan lawan politik”.

Sementara itu, perang Trump melawan Powell hampir pecah. Dia hampir pecat ketua Fed itu tapi urung karena takut reaksi pasar. Tapi ancaman ini sudah ganggu kemerdekaan Federal Reserve.

Masalah-masalah ini mengalihkan perhatian dari kemenangan Trump, termasuk pemotongan anggaran dan RUU stablecoin yang dia tandatangani Jumat lalu. “Kita menang di mana-mana!” serunya.

Tapi kemenangan ini ada risikonya. Demokrat kritik pemotongan Medicaid dan keringanan pajak untuk orang kaya. Dua minggu lagi, Trump akan keluarkan gelombang tarif baru yang bisa bikin harga barang naik.

Presiden cuek saja sama peringatan ekonom bahwa tarifnya bisa hancurkan pertumbuhan ekonomi dan bebanin konsumen.