Allianz Life Ungkap Peretas Akses Data Pribadi Mayoritas dari 1,4 Juta Pelanggan AS

Peretas Dapat Akses Data Pribadi 1,4 Juta Pelanggan Allianz

Peretas berhasil mengakses data pribadi mayoritas dari 1,4 juta pelanggan Allianz Life Insurance Company of North America, perusahaan mengonfirmasi pada Sabtu.

Allianz Life yang berbasis di Minneapolis—anak perusahaan Allianz SE dari Jerman—mengatakan kebocoran data terjadi pada 16 Juli saat "aktor jahat" masuk ke sistem berbasis cloud milik pihak ketiga yang digunakan perusahaan.

"Aktor tersebut bisa mendapatkan data pribadi pelanggan Allianz Life, profesional keuangan, dan beberapa karyawan dengan teknik social engineering," kata Allianz Life dalam pernyataan. "Kami segera bertindak untuk mengatasi masalah ini dan melaporkan ke FBI."

Perusahaan menegaskan sistem internal mereka tidak diretas, hanya platform pihak ketiga.

Allianz Life masih menyelidiki kasus ini dan sudah mulai menghubungi orang-orang yang terdampak. Insiden ini hanya melibatkan Allianz Life di AS, bukan entitas Allianz lainnya.

Teknik social engineering biasanya melibatkan trik untuk mendapatkan akses. Juru bicara Brett Weinberg tidak bisa memberikan detail karena investigasi masih berlangsung.

Allianz Life juga melaporkan kebocoran ini ke beberapa otoritas, termasuk Kantor Jaksa Agung Maine. Perusahaan akan menawarkan proteksi pencurian identitas dan pemantauan kredit selama 24 bulan untuk korban.

Allianz Life dulunya bernama North American Life and Casualty sebelum dibeli Allianz SE pada 1979. Perusahaan ini punya hampir 2.000 karyawan di AS, sebagian besar bekerja di Minnesota.

Ini adalah salah satu dari lima anak perusahaan Allianz SE di Amerika Utara, yang melayani lebih dari 125 juta pelanggan di dunia.

Kenali Fortune 500 2025, daftar perusahaan terbesar di Amerika. Lihat daftarnya di sini.

MEMBACA  Saham Incaran Para Influencer: Berlipat Ganda dalam Setahun dan Terus Tembus Rekor Tertinggi