Waspada Maraknya Penipuan Deepfake AI, Nasabah Bank Harus Tetap Waspada

Bank Danamon mengajak semua nasabah dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap penipuan online yang memakai teknologi kecerdasan buatan (AI). Penipuan ini bisa pakai teknik deepfake yang bisa meniru wajah dan suara seseorang dengan sangat mirip. Oleh karena itu, Danamon punya kampanye #JanganKasihCelah.

Edukasi dari kampanye ini penting supaya nasabah terhindar dari kerugian akibat penipuan di dunia maya. Chief Digital Officer Danamon, Andreas Kurniawan, bilang bahwa mereka lihat fenomena penipuan berbasis siber ini sebagai tantangan serius yang harus diatasi bareng-bareng.

Makanya, Danamon menyelenggarakan kampanye edukasi #JanganKasihCelah buat ningkatin kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap berbagai jenis penipuan. Jadi, orang-orang bisa terus update tentang mode penipuan baru yang muncul.

Salah satu kejahatan siber yang lagi jadi perhatian adalah yang menggunakan teknologi AI, contohnya lewat teknik deepfake yang bisa nipu nasabah. Andreas Kurniawan ngomong, "Kampanye ini bagian dari upaya Danamon untuk lindungi nasabah dari berbagai potensi kerugian."

Sebenarnya, teknologi AI awalnya dikembangin buat bantu masyarakat dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya, buat bikin konten hiburan atau seni digital. Tapi, karena aksesnya semakin gampang dan teknologinya makin canggih, ada banyak oknum yang nyalahgunain buat kejahatan siber.

Pelaku penipuan bisa pakai teknik deepfake, yaitu teknik untuk memanipulasi video dan audio supaya mirip banget sama aslinya. Tujuannya ya untuk nipu korban supaya ngasih data rahasia kayak Kode OTP, Kode CVV/CVC, PIN, dan tanggal berlaku kartu bank.

MEMBACA  Nigeria Berhasil Melunasi Utang IMF Senilai Rp54,7 Triliun, Bagaimana Mereka Melakukannya?