Minggu, 5 Oktober 2025 – 12:38 WIB
Jakarta, VIVA – Perhatian publik sedang tertuju pada Marsekal Madya (Marsdya) TNI Deny Muis, seorang jenderal berbaret oranye yang memimpin parade ribuan pasukan dalam puncak perayaan HUT ke-80 TNI di kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat.
Baca Juga:
Momen Prajurit Kopassus Terjun Payung Bawa Anjing di HUT ke-80 TNI
Dengan penuh wibawa, Deny memimpin jalannya parade sambil mengenakan baret oranye khas Korpasgat dan membawa pedang Sabel di tangannya. Momen ini menjadi simbol kekuatan dan kehormatan matra udara, terutama Korps Pasukan Gerak Cepat (Korpasgat) yang kini dia pimpin.
Pada kesempatan itu, Deny juga menyampaikan laporan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai pelaksanaan parade yang diikuti ribuan prajurit dari tiga angkatan TNI dan unsur sipil pendukung.
Baca Juga:
Antusias Orangtua Foto Anak di Atas Ranpur saat HUT ke-80 TNI, Doakan Jadi Prajurit
“Lapor, parade siap dimulai!” ucap Deny dengan tegas.
“Laksanakan!” jawab Presiden Prabowo.
Setelah seluruh barisan pasukan dan alat utama sistem senjata (alutsista) lewat, Deny kembali melaporkan dengan sikap hormat, menandai berakhirnya parade megah yang menjadi salah satu puncak acara HUT TNI tahun ini.
Baca Juga:
Ricuh di Monas! Warga Berebut Kupon Doorprize HUT ke-80 TNI
“Parade telah dilaksanakan, laporan selesai!” katanya.
“Terima kasih. Bubarkan. Kerjakan!” balas Prabowo.
Karier dan Perjalanan Deny Muis
Deny Muis lahir di Makassar pada 26 Agustus 1968 dan merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1993. Dia dikenal sebagai perwira tinggi dengan karir yang gemilang di lingkungan TNI Angkatan Udara.
Sebelum menjabat sebagai Panglima Korps Pasukan Gerak Cepat (Pangkorpasgat), Deny pernah menempati berbagai posisi strategis seperti Wakil Komandan Paspampres, Inspektur Korpasgat, hingga Wakil Komandan Korpasgat.
Pada 10 Agustus 2025, Deny secara resmi dilantik menjadi Panglima Korpasgat yang pertama, setelah satuan Korpasgat mengalami validasi dan peningkatan status organisasi. Satuan elit TNI AU ini memiliki peran penting dalam menjaga dan merebut pangkalan udara, mengamankan operasi lintas udara, serta menghadapi ancaman modern di udara dan darat.
Sebelum memimpin Korpasgat, Deny dikenal luas karena pengabdiannya di satuan-satuan elit seperti Detasemen Bravo 90 (2004–2006) dan Paskhas 464/Nanggala (2006–2008). Dari situlah namanya mulai menonjol sebagai seorang prajurit profesional yang sangat disiplin dan memiliki dedikasi tanpa cacat.
Perjalanan karirnya terus menanjak. Dia dipercaya memegang berbagai posisi penting seperti Asisten Operasi Dankorpaskhas, Asisten Intelijen, dan Wakil Asisten Pengamanan Danpaspampres. Deny juga pernah bertugas di lingkungan Istana Negara sebagai Komandan Grup B dan C Paspampres (2014–2018), sebelum kemudian menjabat sebagai Wakil Komandan Paspampres (2018–2020).
Halaman Selanjutnya
Dalam parade megah di Monas, Deny memimpin berbagai elemen pasukan: mulai dari Lambang Satuan Berkuda, kelompok drumband, perwira tinggi lintas matra, pasukan penembak jitu (sniper), polisi militer TNI, prajurit wanita (srikandi) TNI, hingga satuan-satuan elit seperti Kopassus, Kostrad, Marinir, dan Korpasgat itu sendiri.