Jakarta (ANTARA) – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia menyatakan pada Senin bahwa mereka mengambil tiga langkah utama untuk menangani kontaminasi cesium-137 yang terdeteksi dalam udang dan cengkeh. Langkah-langkah tersebut meliputi dekontaminasi, penilaian bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), dan mengimpor ulang beberapa bahan baku.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, mengatakan langkah-langkah ini mencerminkan pendekatan profesional Indonesia untuk meyakinkan pasar AS dan global akan komitmennya terhadap keamanan pangan serta tekadnya untuk menjaga reputasi negara.
“Kami akan meyakinkan AS dengan data, bukan melalui permintaan maaf atau penyangkalan,” kata Ikrar kepada wartawan.
Ditambahkannya, BPOM sedang bekerja sama dengan Satgas Cesium-137 nasional untuk melakukan dekontaminasi dan penilaian risiko bersama dengan FDA.
Dia mengatakan temuan awal menunjukkan bahwa sebagian kontaminasi kemungkinan berasal dari bahan baku besi yang diimpor dari Filipina.
“Kami akan mengimpor ulang material tersebut untuk memastikan kepatuhan penuh,” ujarnya.
Berita terkait: Pabrik ekspor cengkeh bebas dari kontaminasi radioaktif: Menteri
Ikrar mencatat bahwa FDA AS membatasi kadar cesium-137 dalam makanan hingga 1.200 becquerel per kilogram (Bq/kg), sementara Indonesia menerapkan standar yang lebih ketat yaitu 500 Bq/kg.
“Dari 400 kontainer yang diuji, hanya empat yang menunjukkan jejak, dan itu pun sangat rendah — hanya 68 Bq/kg,” jelasnya.
Kepala BPOM menekankan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk menangani masalah ini, yang dapat mempengaruhi ekspor hasil laut dan pertanian Indonesia ke AS dan mitra dagang lainnya.
“Arab Saudi sudah menghentikan sementara impor udang segar dari Indonesia,” katanya, menekankan urgensi untuk memulihkan kepercayaan pasar.
Ikrar membandingkan situasi saat ini dengan bencana nuklir Fukushima di Jepang pada 2011, yang menyebabkan kontaminasi produk laut yang meluas dan membutuhkan waktu satu dekade untuk diselesaikan.
“Berbahaya jika membiarkan ini tidak terkendali selama bertahun-tahun. Tapi sekarang kami memahami cara menanganinya — langkah pertama adalah meyakinkan mitra kami dengan data transparan dan tindakan cepat,” ucapnya.
BPOM menyatakan akan terus bekerja sama dengan regulator internasional untuk memastikan ekspor pangan Indonesia memenuhi standar keamanan global dan membangun kembali kepercayaan terhadap rantai pasokan negara.
Berita terkait: Pemerintah mendekontaminasi 10 titik radiasi Cesium-137 di Cikande
Reporter: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025