Senin, 9 Juni 2025 – 11:47 WIB
Bangkok, VIVA – Thailand dan Kamboja udah setuju buat narik pasukan mereka dari daerah perbatasan yang lama jadi sengketa. Ini terjadi setelah bentrok militer terakhir yang bikin satu tentara Kamboja tewas tanggal 28 Mei lalu, di kawasan Segitiga Zamrud, tempat pertemuan tiga negara: Kamboja, Thailand, sama Laos.
Menurut Al Jazeera, Senin 9 Juni 2025, perbatasan kedua negara udah sering terjadi kekerasan sejak 2008, yang menyebabkan setidaknya 28 orang meninggal.
Baca Juga:
Malaysia Imbau Thailand dan Kamboja Tahan Diri usai Militer Baku Tembak
Ketegangan naik lagi beberapa hari terakhir, terutama soal wilayah dan penempatan pasukan. Tapi Minggu, 8 Juni 2025, militer kedua negara ketemu dan sepakat narik pasukan bersama.
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, bilang kalo pembicaraan sama Kamboja udah bawa hasil positif.
"Kedua pihak udah sepakat buat menyesuaikan pasukan di titik-titik konflik biar gak tegang," tulisnya di X. Dia juga nambahin kalo bakal ada pembahasan lagi tanggal 14 Juni nanti.
Kementerian Pertahanan Kamboja juga bilang kalo pertemuan militer udah hasilin keputusan untuk nyesuain kekuatan, biar konfrontasi berkurang.
Mantan PM Kamboja, Hun Sen, nanggapin ini dengan tekankan pentingnya pendekatan damai. "Penyesuaian kekuatan dengan saling ngerti penting biar gak ada bentrok besar," katanya.
Sengketa perbatasan Thailand-Kamboja udah lama, termasuk garis demarkasi lebih dari 800 km, sebagian besar warisan dari zaman Prancis di Indochina.
Di tengah usaha deeskalasi, PM Kamboja sekarang, Hun Manet, bilang minggu lalu (2 Juni 2025) kalo pemerintahnya bakal aduan resmi ke Mahkamah Internasional (ICJ). Walaupun ICJ udah putusin tahun 2013 kalo wilayah itu milik Kamboja, Thailand sampe sekarang belum ngakuin keputusan itu.
Halaman Selanjutnya
Senada dengan itu, Kementerian Pertahanan Kamboja menyebut pertemuan militer dua negara udah hasilin keputusan untuk nyesuain kekuatan, biar konfrontasi berkurang.