Konsumen Indonesia menginginkan perlindungan yang lebih kuat terhadap penipuan pembayaran dorong yang diotorisasi
Jakarta, Indonesia–(ANTARA/Business Wire)– (NYSE: FICO)
Highlights
• Lebih dari setengah (56%) konsumen di Indonesia mengidentifikasi memiliki sistem deteksi penipuan yang lebih baik sebagai tindakan paling penting yang dapat dilakukan bank untuk melindungi mereka dari penipuan
• Satu dari empat (23%) konsumen Indonesia melaporkan kehilangan uang akibat penipuan melalui RTP
• Andil kerugian penipuan dengan nilai tinggi yang melebihi Rp 70 juta (USD$4.300) telah meningkat menjadi 8% pada tahun 2024
Sebuah survei baru oleh pemimpin perangkat lunak analitik global FICO menyoroti ancaman penipuan yang meningkat dalam ekosistem pembayaran real-time (RTP) di Indonesia. ‘Survei Dampak Penipuan 2024: Indonesia’ menemukan bahwa 23% konsumen melaporkan kehilangan uang akibat penipuan melalui RTP. Dalam banyak kasus, hal ini melibatkan pembayaran untuk barang, layanan, atau investasi yang tidak pernah diterima.
Walaupun sebagian besar orang Indonesia (93%) percaya pada keamanan proses RTP—signifikan di atas rata-rata global sebesar 73% — survei ini mengungkapkan peningkatan tajam baik dalam frekuensi maupun keparahan penipuan di Indonesia, bersamaan dengan tren kerugian keuangan yang mengkhawatirkan.
“Kerugian akibat penipuan semakin meningkat di Indonesia, dengan 23% konsumen melaporkan kehilangan uang pada tahun 2024—naik dari 19% pada tahun 2023,” kata Dattu Kompella, direktur manajemen di Asia untuk FICO. “Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah peningkatan tajam dalam kerugian penipuan dengan nilai tinggi yang melebihi Rp 70 juta (USD$4.300), yang tumbuh menjadi 8% pada tahun 2024. Angka-angka ini menegaskan beban finansial dan emosional yang semakin besar akibat penipuan terhadap rumah tangga Indonesia.”
Temuan tersebut menekankan perlunya deteksi penipuan proaktif dan keterlibatan pelanggan, terutama ketika RTP terus mendapatkan popularitas di negara ini. 66% orang Indonesia melaporkan terpapar pesan dari penipu, dan 57% mengatakan teman atau anggota keluarga mereka telah ditipu.
RTP terus mendapatkan momentum kuat di Indonesia, dengan 99% konsumen pernah mengirim dan 97% pernah menerima RTP, menurut survei ini. Melihat ke depan, 59% orang Indonesia berencana untuk meningkatkan penggunaan RTP dalam 12 bulan mendatang—jauh di atas rata-rata global sebesar 44%.
“Pembayaran real-time sekarang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi banyak orang Indonesia, dan penggunaannya hanya akan terus berkembang,” tambah Kompella. “Tetapi seiring dengan peningkatan adopsi, risiko penipuan yang memanfaatkan kecepatan dan ketidakbisaan RTP juga meningkat. Bank berada dalam posisi strategis untuk memimpin perjuangan—dengan mendidik konsumen, mengkomunikasikan risiko secara jelas, dan menggunakan alat deteksi penipuan canggih untuk menjaga kepercayaan dalam ekosistem RTP.”
Survei juga menyoroti bahwa konsumen Indonesia sangat yakin bahwa bank harus memainkan peran aktif dalam mencegah penipuan. Bahkan, 70% menyatakan bahwa mereka akan melihat bank mereka lebih positif jika bank tersebut turut campur dalam waktu nyata untuk mencegah pembayaran penipuan yang dicurigai.
“Kemampuan bank dalam melawan penipuan bergantung pada teknologi canggih seperti analitika berbasis AI, pengambilan keputusan kontekstual, dan keterlibatan pelanggan secara real-time,” lanjut Kompella. “Alat-alat ini memungkinkan peringatan yang ditargetkan dan tindakan otomatis, seperti otentikasi langkah tambahan dan penangguhan transaksi, untuk meningkatkan pencegahan penipuan dan melindungi pelanggan secara efektif.”
Survei FICO dilakukan pada tahun 2024 oleh sebuah perusahaan riset independen. Survei ini dilakukan kepada 1.001 orang dewasa Indonesia, bersama dengan sekitar 11.000 konsumen lain di 14 negara lain, untuk mengeksplorasi pengalaman mereka mengenai penggunaan RTP, penipuan, dan kemampuan pencegahan penipuan bank mereka.
Tentang FICO
FICO (NYSE: FICO) memberdayakan keputusan yang membantu orang dan bisnis di seluruh dunia berkembang. Didirikan pada tahun 1956, perusahaan ini merupakan perintis dalam penggunaan analitika prediktif dan ilmu data untuk meningkatkan keputusan operasional. FICO memiliki lebih dari 200 paten AS dan luar negeri pada teknologi yang meningkatkan profitabilitas, kepuasan pelanggan, dan pertumbuhan bagi bisnis di sektor keuangan, asuransi, telekomunikasi, perawatan kesehatan, ritel, dan banyak industri lainnya. Dengan menggunakan solusi FICO, bisnis di lebih dari 80 negara melakukan segala hal mulai dari melindungi 4 miliar kartu pembayaran dari penipuan, hingga meningkatkan inklusi keuangan, hingga meningkatkan ketahanan rantai pasokan. FICO® Score, yang digunakan oleh 90% pemberi pinjaman teratas AS, adalah ukuran standar risiko kredit konsumen di AS dan telah tersedia di lebih dari 40 negara lain, meningkatkan manajemen risiko, akses kredit, dan transparansi.
FICO adalah merek dagang terdaftar dari Fair Isaac Corporation di AS dan negara lain.
Kontak
RICE Communications untuk FICO
Saxon Shirley
FICO
+65 9171 0965
Sumber: FICO
Reporter: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025