Korea Selatan, VIVA – Bukan hanya terkenal melalui serial drama, Korea Selatan juga dikenal karena banyak memproduksi film-film yang menjadi sorotan dunia. Beberapa di antaranya bahkan menjadi kontroversi karena tema dan penggambaran yang menantang norma sosial serta menghadirkan adegan-adegan yang provokatif tanpa sensor.
Salah satu film kontroversial dari Korea Selatan adalah “Obsessed” yang dirilis pada tahun 2014 dan disutradarai oleh Kim Dae Woo. Film ini mengisahkan tentang seorang prajurit yang terjerumus dalam perselingkuhan obsesif dengan istri atasannya. Transformasi karakter utama dalam film ini menjadi sorotan karena adegan seks yang eksplisit dan penuh emosi.
Film lain yang menarik perhatian adalah “The Servant” yang dirilis pada tahun 2010 dan disutradarai oleh Kim Dae Woo. Film ini merupakan reinterpretasi dari cerita rakyat klasik Chunhyangjeon dengan sentuhan erotisme yang intens. Adegan-adegan panas dalam film ini bukan hanya untuk hiburan semata, tapi juga mencerminkan dinamika kelas, manipulasi, dan nafsu dalam masyarakat feodal.
Selain itu, “Scarlet Innocence” yang dirilis pada tahun 2014 dan disutradarai oleh Yim Pil Sung juga menjadi perbincangan karena mengisahkan tentang seorang profesor universitas yang jatuh cinta pada mahasiswa muda dan harus menghadapi balas dendam yang menghancurkan. Film ini mengangkat tema obsesi, sensualitas, dan pembalasan dendam dengan penampilan yang mentah dan mengangkat pertanyaan sulit tentang rasa bersalah, kekuasaan, dan emosi manusia.
Film “Thirst” yang dirilis pada tahun 2009 dan disutradarai oleh Park Chan Wook juga tidak kalah kontroversial. Film ini mengisahkan tentang seorang pendeta yang menjadi vampir setelah eksperimen medis yang gagal dan terlibat dalam hubungan berbahaya dengan istri temannya. Thirst dikenal karena penggambaran sensualitas yang berani dan perpaduan kontroversial antara tema spiritual dan agama.
Terakhir, “Love Lesson” yang dirilis pada tahun 2013 dan disutradarai oleh Ko Kyeong Ah juga menarik perhatian karena mengisahkan tentang seorang komposer yang merayu siswa sekolah menengah dengan kedok mengajar musik. Film ini menggambarkan hubungan perbedaan usia dan garis tipis antara kasih sayang dan eksploitasi yang dianggap tabu.
Film-film kontroversial dari Korea Selatan tidak hanya menampilkan adegan seksual yang provokatif, tetapi juga menjelajahi psikologi manusia, tekanan masyarakat, dan sisi gelap dalam diri. Cinta, nafsu, dan dendam menjadi tema sentral yang memperkuat reputasi sinema Korea dalam menantang batasan dan konvensi penceritaan.
Sumber: KBI Zoom