Selasa, 8 Juli 2025 – 23:52 WIB
Jakarta, VIVA – Anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih, berpendapat bahwa kehadiran Bali International Hospital (BIH) menandai gerakan ekonomi baru berbasis layanan kesehatan kelas dunia.
Baca Juga:
Bentuk Panja RUU KUHAP, Komisi III DPR Janji Dibahas Secara Transparan
Pria yang kerap dipanggil Demer ini menilai BIH tidak hanya menyediakan layanan medis internasional, tapi juga mendorong perekonomian masyarakat lewat sektor jasa, investasi, pariwisata, dan lapangan kerja lokal.
"BIH bukan cuma rumah sakit, tapi juga jadi jantung baru buat ekonomi Bali ke depan. Ini yang saya sebut health driven economy. Kita gak bisa hanya mengandalkan wisata alam dan budaya, tapi juga wisata kesehatan berstandar global," kata Demer dalam pernyataannya, Selasa, 8 Juli 2025.
Baca Juga:
Konsep Ini Memadukan Skandinavia, Jepang dan Bali
Demer menekankan pentingnya penguatan layanan sports injury di BIH. Ia menyoroti bahwa aktivitas olahraga di Bali bukan sekadar pendukung pariwisata, tapi sudah jadi ekosistem mandiri yang menarik turis, atlet, dan acara internasional.
"Coba lihat fakta di lapangan, Pak Erick (Thohir) punya klub bola dan sering latihan di Bali. Ada Bali United, surfing, rafting, sampai turnamen tenis internasional. Ini realitas baru Bali sebagai sport-tourism hub. Makanya, layanan medisnya juga harus seimbang," tegasnya.
Baca Juga:
Praz Teguh Masuk RS hingga Banyak Artis Kasih Doa, Sakit Apa?
Menurutnya, dokter ortopedi umum saja tidak cukup. Masyarakat butuh dokter spesialis cedera olahraga agar BIH benar-benar jadi rujukan bagi turis mancanegara dan atlet profesional yang butuh layanan cepat dan akurat.
"Ini bukan cuma soal pelayanan, tapi kepercayaan dunia pada Bali. Kalau layanan medis kita lengkap dan kredibel, yang datang bukan cuma turis biasa, tapi juga atlet dan acara global," lanjutnya.
Demer juga menyebut event olahraga besar seperti MayBank Runs yang menarik ribuan peserta domestik dan internasional. Ia menilai potensi ini bakal sia-sia tanpa dukungan layanan medis yang memadai.
"Kita mau devisa ga keluar karena orang berobat ke luar negeri, tapi malah masuk karena mereka datang ke Bali untuk berobat. BIH harus jadi pintu gerbang ekonomi kesehatan nasional, bukan cuma proyek fisik doang," tegasnya.
Legislator asal Bali ini menilai BIH adalah contoh sinergi antara pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan swasta untuk menciptakan ekosistem ekonomi baru. Dengan hadirnya rumah sakit berstandar internasional ini, ia berharap UMKM lokal, tenaga kerja muda, serta sektor pendidikan kedokteran ikut berkembang.
"Mari jadikan BIH bukan cuma rumah sakit, tapi pusat inovasi, pelatihan, dan inspirasi. Ini kesempatan kita untuk menjadi bangsa berdaya saing global, tapi tetap mengakar pada potensi lokal," tambahnya.