Rencana Pembunuhan Donald Trump yang Dimiliki oleh Iran menurut Laporan Intelijen AS

Rabu, 17 Juli 2024 – 14:56 WIB

Washington –  Pihak berwenang Amerika Serikat (AS), telah memperoleh informasi intelijen dalam beberapa minggu terakhir mengenai rencana Iran untuk mencoba membunuh calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump.

Baca Juga :

Menko Polhukam Hadi Tjahjanto Sebut RUU TNI Bakal Perkuat Negara

Hal itu menyebabkan Dinas Rahasia (Secret Service) meningkatkan keamanan di sekitar mantan presiden tersebut.

Kandidat capres dari Partai Republik Donald Trump usai peristiwa penembakan

Baca Juga :

Gibran Mundur dari Wali Kota Surakarta, PDIP: Aneh, Kenapa Tak Pas Kampanye

Menurut laporan CNN, Rabu, 17 Juli 2024, tidak ada indikasi bahwa Thomas Matthew Crooks, tersangka percobaan pembunuh Trump, terlibat dengan rencana Iran tersebut.

Adanya ancaman dari musuh asing dan peningkatan keamanan bagi Trump, menimbulkan pertanyaan baru tentang kelemahan keamanan Secret Service pada Kampanye Trump pada Sabtu, 13 Juli 2024, di Butler, Pennsylvania. 

Baca Juga :

Sebut Sektor Industri Sedang Limbung, Faisal Basri: Menterinya Sibuk Kampanye

Pertanyaan lainnya mengacu bagaimana seorang pria berusia 20 tahun berhasil mengakses lokasi terdekat, yakni atap gedung disekitar lokasi untuk melepaskan tembakan yang melukai mantan presiden.

Sementara itu, seorang pejabat keamanan nasional AS mengatakan bahwa Dinas Rahasia dan tim kampanye Trump telah mengetahui ancaman dari Iran tersebut sebelum rapat umum hari Sabtu.

“Dinas Rahasia mengetahui peningkatan ancaman ini,” kata pejabat yang tidak diketahui namanya itu kepada CNN.

“NSC (Dewan Keamanan Nasional) langsung menghubungi USSS di tingkat senior untuk memastikan mereka terus melacak pelaporan terbaru. USSS membagikan informasi ini kepada pimpinan secara rinci, dan tim kampanye Trump disadarkan akan adanya ancaman yang terus berkembang. Menanggapi meningkatnya ancaman, Dinas Rahasia meningkatkan sumber daya dan anggotanya untuk melindungi mantan Presiden Trump. Semua ini terjadi sebelum hari Sabtu,\” lanjut pejabat itu.

MEMBACA  Serangan roket di kota di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel menewaskan setidaknya 10 orang, kata pejabat penyelamat.

Tim kampanye Trump juga tidak mengungkapkan apakah mereka mengetahui adanya ancaman Iran.

“Kami tidak mengomentari detail keamanan Presiden Trump. Semua pertanyaan harus diarahkan ke Dinas Rahasia Amerika Serikat,” kata tim kampanye tersebut dalam sebuah pernyataan.

Padahal, Dinas Rahasia telah berulang kali memperingatkan tim kampanye Trump agar tidak mengadakan rapat umum di luar ruangan, karena hal ini menimbulkan risiko lebih besar dibandingkan acara yang aksesnya dapat dikontrol dengan lebih baik oleh badan tersebut.

“Dinas Rahasia dan badan-badan lainnya terus-menerus menerima informasi potensi ancaman baru dan mengambil tindakan untuk menyesuaikan sumber daya, sesuai kebutuhan,” kata Anthony Guglielmi, juru bicara Secret Service tersebut, pada hari Selasa, 16 Juli 2024.

“Kami tidak dapat mengomentari aliran ancaman spesifik apa pun, selain mengatakan bahwa Dinas Rahasia menanggapi ancaman dengan serius dan merespons dengan tepat.”

Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump dievakuasi segera setelah peristiwa penembakan saat dia berkampanye di Pennsylvania, Minggu, 14 Juli 2024.

Juru bicara NSC Adrienne Watson mengatakan saat ini tidak ada hubungan yang diketahui antara penembak Thomas Matthew Crooks dan organisasi lainnya.

“Investigasi terhadap percobaan pembunuhan mantan Presiden Trump pada hari Sabtu sedang aktif dan berkelanjutan. Saat ini, penegak hukum telah melaporkan bahwa penyelidikan mereka belum mengidentifikasi hubungan antara penembak dan kaki tangan atau konspirator mana pun, baik asing maupun dalam negeri,” kata Watson.

Halaman Selanjutnya

“Dinas Rahasia mengetahui peningkatan ancaman ini,” kata pejabat yang tidak diketahui namanya itu kepada CNN.