Rencana Indonesia untuk Menghadapi Dampak Tarif AS

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan kebijakan untuk mendukung sektor-sektor yang terdampak oleh tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, kata seorang pejabat.

“Pemerintah akan menyiapkan kebijakan untuk mendukung sektor-sektor yang terdampak oleh tarif AS, terutama industri padat karya,” kata Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, dalam sebuah diskusi di Jakarta pada hari Selasa.

Menurut data dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), beberapa produk ekspor Indonesia diperkirakan akan terdampak oleh kebijakan tersebut, termasuk tekstil, garmen, alas kaki, dan minyak kelapa sawit.

Indonesia telah menyiapkan proposal untuk bernegosiasi mengenai tarif dengan AS, dan sebuah delegasi dijadwalkan akan bertemu dengan pejabat AS pada tanggal 17 April untuk membahas tarif 32 persen yang diberlakukan pada barang-barang Indonesia. Pembicaraan informal dengan rekan-rekan AS juga telah berlangsung.

“Kami senang bahwa asosiasi bisnis telah memberikan masukan konkret,” tambah Luhut.

Satu dari respons kebijakan kunci Indonesia adalah deregulasi, yang bertujuan untuk mengurangi ketidakmampuan ekonomi dan meningkatkan daya saing global produk Indonesia.

Strategi ini, katanya, telah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto dan didukung oleh langkah-langkah kontra-siklik pemerintah yang dirancang untuk meredam dampak domestik dari ketegangan perdagangan global.

Melalui deregulasi, Indonesia juga berharap dapat mempercepat penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA), yang akan membuka akses yang lebih besar ke pasar Eropa.

Kebijakan ini juga diharapkan dapat mendukung akses pasar yang lebih luas untuk produk-produk Indonesia di AS, China, dan negara-negara BRICS.

“Saya yakin kita dapat mengelola dampak tarif 32 persen yang diberlakukan oleh AS,” ujar Luhut.

Pada tanggal 2 April, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif timbal balik baru pada beberapa negara, termasuk Indonesia, dan memperkenalkan tarif dasar universal 10 persen untuk semua impor.

MEMBACA  Tiga Risiko Minum Teh Setelah Bangun Tidur di Pagi Hari

Berita terkait: Menteri Indonesia melihat peluang dalam pergeseran tarif AS

Berita terkait: Tarif Trump menyebabkan kegelisahan ekonomi global: Prabowo

Penerjemah: M Baqir, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2025