Jakarta (ANTARA) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon memuji Jakarta World Cinema (JWC) 2025 yang berhasil menunjukan kekuatan cerita film dalam menjembatani perbedaan geografis dan budaya.
“Lewat program diskusi, kelas master, dan kompetisi, Jakarta World Cinema mendorong inovasi dan kolaborasi lintas budaya—ini adalah kekuatan kunci untuk membangun ekosistem film yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar menteri dalam pernyataan persnya, Minggu.
Zon mendeskripsikan festival ini sebagai wadah untuk kolaborasi, kreativitas, dan apresiasi. Selama delapan hari, JWC menayangkan 185 film dari 66 negara, menjadi titik temu global bagi para profesional industri film.
JWC telah berkembang pesat menjadi salah satu festival film internasional yang paling adaptif, mencerminkan meningkatnya peran Indonesia di kancah perfilman dunia, kata menteri tersebut.
Dia mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam festival ini, termasuk panitia penyelenggara, kurator, sineas, mitra, sponsor, dan penonton.
Zon juga menyoroti perkembangan pesat industri film Indonesia, dengan mencatat lebih dari 200 judul film diproduksi pada tahun 2024 dan menarik lebih dari 81 juta penonton.
“Hingga September 2025, film lokal telah menarik 60 juta penonton dan kini menguasai sekitar 70 persen pangsa pasar box office,” tambahnya.
Zon berharap festival seperti JWC dapat terus mengangkat seni dan budaya Indonesia di panggung dunia.
Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memajukan kebudayaan nasional, dia menegaskan kembali dukungan bagi inisiatif untuk memperkuat industri film, termasuk laboratorium film, lokakarya penulisan skenario dasar, dana pendamping, dan program koproduksi internasional.
Direktur Eksekutif JWC, Frederica, mengungkapkan kegembiraannya atas penyelenggaraan festival tahun ini, yang dihadiri ratusan ribu pengunjung.
“Angka ini bukan hanya sekadar statistik. Ini membuktikan bahwa imajinasi dan cerita yang beragam dapat menyatukan kita. Sinema bukan hanya hiburan—ini adalah titik pertemuan antar generasi, budaya, dan gagasan,” kata Frederica.
Dia mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kebudayaan, Lembaga Sensor Film, para pembuat film, kurator, mitra, sponsor, media, dan penonton atas kontribusi mereka untuk festival ini.
Diselenggarakan di CGV Grand Indonesia dari 27 September hingga 4 Oktober 2025, festival ini menampilkan maraton film yang mencakup berbagai genre seperti drama, horor, dokumenter, dan animasi.