Rabu, 9 Juli 2025 – 04:38 WIB
Jakarta, VIVA — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pendirian 80 ribu unit Koperasi Desa Merah Putih hingga akhir 2025. Program ini akan diluncurkan secara nasional pada 12 Juli mendatang.
Baca Juga:
Gibran Dapat Tugas Khusus dari Prabowo, Diminta Berkantor di Papua
Ariyo Irhamna, pakar sekaligus Chief Economist BPP HIPMI, menilai program ini sebagai lompatan besar. Menurut dia, inisiatif ini menegaskan kembali pentingnya ekonomi rakyat berbasis gotong royong dan kemandirian bisnis lokal. Ariyo juga menyebut langkah Prabowo sebagai titik balik dari kebijakan yang selama ini meminggirkan peran koperasi.
Baca Juga:
Pakar Nilai Kehadiran Prabowo di KTT BRICS jadi Momen Strategis Diplomasi RI
"Langkah ini harus dilihat sebagai perubahan dari pendekatan yg selama ini kurang mendukung koperasi," kata Ariyo dalam pernyataannya, Rabu (9/7/2025). Dia menambahkan, pasca reformasi, koperasi sering hanya jadi retorika tanpa penguatan kelembagaan yg serius.
Baca Juga:
Diluncurkan 19 Juli 2025, 100 Koperasi Desa Merah Putih Jadi Model Percontohan
Presiden RI Prabowo Subianto memimpin rapat terkait Koperasi Desa Merah Putih di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. (Sumber foto: Muchlis Jr – Biro Pers Sekretariat Presiden)
Soal skema pembiayaan Rp1–3 miliar per koperasi lewat Bank Himbara, Ariyo menilai kebijakan ini berpotensi besar. Tapi, dia mengingatkan perlunya penguatan kelembagaan buat hindari kredit macet.
Solusinya, Ariyo usul bentuk Badan Usaha Koperasi Sekunder di bawah Bank Himbara sebagai payung bagi koperasi sehat. "Dengan model ini, koperasi bisa dapat pembiayaan lebih baik dan terintegrasi dgn rantai nilai yg kuat. Ini sudah terbukti di negara lain," ujarnya.
Menurut dia, ke depan, kebijakan koperasi harus beralih dari pendekatan seremonial ke pendekatan berbasis pasar. Koperasi perlu jadi institusi modern yg mampu kelola sumber daya dan jangkau pasar secara berkelanjutan.
"Indonesia gak kurang semangat gotong royong. Yg kurang adalah keberanian untuk tinggalkan pendekatan jangka pendek menuju koperasi yg profesional dan kompetitif," kata Ariyo.
Halaman Selanjutnya
(Sebagai solusi, Ariyo mendorong pembentukan Badan Usaha Koperasi Sekunder di bawah bank Himbara. Hal itu bisa jadi payung dan agregator bagi koperasi primer yang sudah sehat.)