Denpasar, Bali (ANTARA) – Presiden Indonesia Prabowo Subianto melakukan inspeksi ke daerah terdampak banjir di Denpasar, ibu kota Bali, pada hari Sabtu setelah kembali dari kunjungannya ke Timur Tengah.
Tiba di Jalan Gajah Mada sekitar pukul 13.00 waktu setempat, Prabowo mengunjungi rumah-rumah di gang terdekat yang mengalami kerusakan parah ketika Sungai Badung meluap pada hari Rabu.
Dia didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dan Gubernur Bali Wayan Koster, yang memberikan penjelasan tentang kondisi cuaca dan tingkat kerusakan.
Menurut BNPB, banjir — yang digambarkan sebagai yang terparah di Bali dalam satu dekade — dipicu oleh fenomena gelombang ekuator yang menghasilkan awan hujan lebat, mengakibatkan hujan deras dan badai petir selama lebih dari 24 jam.
“Gelombang Rossby dan Kelvin terjadi setiap lima hingga sepuluh tahun, dan berdasarkan prakiraan BMKG, sistem ini sekarang bergeser ke Jawa Timur dan Jawa Barat,” jelas Suharyanto, merujuk pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Gelombang Rossby dan Kelvin adalah gelombang atmosfer dan samudra skala besar berfrekuensi rendah yang memainkan peran penting dalam pola cuaca dan iklim global.
Gubernur Koster melaporkan kepada Prabowo tentang kerusakan struktur dan kekhawatiran keselamatan warga yang tinggal di dekat sungai. Setelah pengarahan, presiden menghabiskan waktu sekitar 30 menit mengunjungi rumah-rumah sebelum berpindah ke Pasar Kumbasari untuk bertemu dengan warga dan pedagang yang terdampak banjir.
Pihak berwajib Bali mengonfirmasi bahwa 18 orang meninggal dunia dan lima lainnya masih dinyatakan hilang. Banjir juga merusak ratusan bangunan, sebagian besarnya di ibu kota provinsi ini.
Berita terkait: Bali floods: Travelers advised to monitor weather, avoid risk zones
Berita terkait: Bali floods claim 18 lives, thousands of buildings damaged: BPBD
Penerjemah: Ni Putu Putri M, Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025