Jakarta (ANTARA) – Juru Bicara Presiden Prasetyo Hadi mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto saat ini sedang mempertimbangkan empat hingga lima calon untuk jabatan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
Posisi tersebut telah kosong selama hampir dua tahun setelah Rosan Perkasa Roeslani mengosongkannya pada 17 Juli 2023, setelah dia diangkat sebagai Wakil Menteri BUMN.
“Ada beberapa nama yang telah dibahas oleh Presiden dengan beberapa menteri terkait, dengan beberapa pihak terkait lainnya. Insya Allah, beliau (Presiden) akan segera membuat keputusan,” kata Hadi saat menjawab pertanyaan wartawan di Istana Presiden, di sini, pada Jumat.
Ia tidak menyebutkan nama-nama calon. Namun, ia mengatakan bahwa Presiden akan mempertimbangkan beberapa kriteria sebelum menunjuk Duta Besar AS.
“Banyak (persyaratan dan kriteria), termasuk keterampilan diplomasi, kemudian juga keterampilan ekonomi dalam menjaga hubungan perdagangan kita dengan mereka. Banyak faktor, pengalaman diperlukan. Pengalaman juga penting,” tambahnya.
Indonesia dan Amerika Serikat saat ini masih bernegosiasi tarif impor timbal balik. Negosiasi tersebut saat ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025, menetapkan tarif impor dasar sebesar 10 persen untuk semua negara, dan tarif impor timbal balik sebesar 32 persen untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Namun, pemerintah AS saat ini memberlakukan moratorium atas pemberlakuan tarif timbal balik bagi banyak negara, termasuk Indonesia, selama 90 hari.
Pemerintah Indonesia telah mengirim tim negosiasi ke Washington, D.C. untuk membahas penentuan tarif impor timbal balik.
Di Washington, D.C., Menteri Hartarto bertemu dengan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dan kepala Perwakilan Perdagangan AS (USTR), Jamieson Greer.
Delegasi Indonesia, yang dipimpin oleh Hartarto, dan delegasi AS sepakat untuk melakukan negosiasi intensif selama 60 hari mulai 20 Mei.
Negosiasi akan mencakup lisensi impor, perdagangan digital dan Bea Masuk atas Transmisi Elektronik (CDET), pemeriksaan sebelum pengiriman, kewajiban survei, dan ketentuan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk sektor industri.
Juga akan membahas penerapan tarif timbal balik dan penguatan akses pasar antara kedua negara.
Dalam pertemuan dengan Lutnick, Hartarto menawarkan sejumlah penawaran, termasuk kesediaan Indonesia untuk membeli LPG, bensin, dan minyak mentah dari AS.
“Indonesia juga berencana menyediakan produk pertanian, termasuk gandum, kedelai, susu kedelai, dan Indonesia juga akan meningkatkan pembelian barang modal dari Amerika,” katanya dalam konferensi pers di Washington, D.C. bulan lalu (18 Mei).
Penerjemah: Genta Tenri Mawangi, Katriana
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2025