Jakarta (ANTARA) – Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya meminta semua pihak bekerja sama untuk membantu pelaku ekonomi kreatif, khususnya di daerah, mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) guna menghasilkan nilai tambah.
“Kami sudah menyiapkan direktorat untuk mendorong kolaborasi,” ujarnya saat rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Rabu.
Ia menekankan bahwa kemajuan AI tidak bisa dihentikan. Namun, pelaku ekonomi kreatif bisa memanfaatkan AI untuk menciptakan nilai lebih, katanya.
Menurut Harsya, kementeriannya berupaya mengembangkan ekonomi kreatif di daerah, yang saat ini jadi sumber pendapatan negara, tapi menghadapi tantangan besar, seperti persaingan produk asing dan kesulitan terkait teknologi.
Melalui Direktorat Teknologi Digital Baru, kementerian berusaha membantu pelaku ekonomi kreatif mengatasi tantangan di era digital.
Dia menyebutkan bahwa anggaran akan digunakan untuk membentuk badan ekonomi kreatif di daerah dengan dukungan kolaborasi multipihak.
Badan ini nantinya akan menjadi “rumah” bagi pelaku ekonomi kreatif sekaligus membantu mereka mendapatkan pendanaan pembangunan dari pemerintah pusat, tambahnya.
Pendanaan tersebut, termasuk hibah, akan didapatkan dengan bantuan direktorat teknologi kementerian.
Kementerian juga akan memprioritaskan pelatihan AI, yang perlu dikoordinasikan dengan kementerian lain, seperti Kominfo.
Harsya berharap kenaikan anggaran yang diajukan ke Komisi VII—dari Rp428,47 miliar menjadi Rp2,3 triliun—bisa memberdayakan pelaku ekonomi kreatif, terutama dalam menghadapi tantangan digital.
Berita terkait: Pelaku ekonomi kreatif perlu dilindungi dari ancaman AI
Berita terkait: Ekonomi kreatif dan budaya dorong pertumbuhan ekonomi: menteri
Berita terkait: Menteri teliti potensi ekonomi kreatif Yogyakarta
Penerjemah: Fitra Ashari, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025