Peringatan Tsunami Masih Berlaku, BMKG Konfirmasi (Teks disusun dengan rapi dan jelas sesuai permintaan, tanpa tambahan atau pengulangan.)

Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan peringatan dini tsunami masih berlaku karena osilasi atau variasi pengukuran permukaan laut masih teramati di beberapa stasiun pemantauan.

Dalam konferensi pers pada Rabu, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa peringatan tsunami belum dicabut karena osilasi gelombang bisa tiba-tiba membesar di fase akhir.

Lima provinsi berada dalam siaga tsunami — Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, berdasarkan peringatan dini tsunami yang dikeluarkan BMKG setelah gempa berkekuatan 8,7M di Kamchatka, Rusia, Rabu pagi.

“Terkadang, osilasi non-linier di fase akhir juga bisa menyebabkan peningkatan tinggi gelombang. Osilasi di fase akhir dapat memicu kenaikan signifikan,” jelasnya.

Meski tren osilasi melemah, dia mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap kenaikan gelombang laut yang mendadak.

Stasiun pengukur pasang surut Depapre di Jayapura, Papua, masih mencatat osilasi permukaan laut.

Berdasar data BMKG per pukul 4 sore WIT, grafik pasang surut Depapre menunjukkan fluktuasi relatif normal, dengan variasi kecil sekitar 5 sentimeter.

Tapi, setelah pukul 5 sore WIT, terjadi peningkatan amplitudo osilasi yang signifikan, naik hingga sekitar 20 sentimeter dengan fluktuasi cepat.

Menurut Daryono, pola osilasi ini menunjukan anomali, sesuai dengan osilasi tsunami/non-linier yang masih berlangsung. Inilah dasar untuk mempertahankan peringatan tsunami, karena potensi kenaikan mendadak masih mungkin terjadi.

Dia meminta warga di wilayah pesisir tetap berada di lokasi aman dan menjauhi pantai hingga informasi resmi pencabutan peringatan tsunami dikeluarkan.

BMKG, bersama BNPB, akan terus memantau data dari stasiun pasang surut dan memberikan pembaruan rutin kepada publik untuk memastikan langkah koordinasi tetap berjalan.

Berita terkait: Masyarakat diminta menjauhi garis pantai selama peringatan tsunami

MEMBACA  Alasan Surya Paloh Memilih Tidak Bergabung dengan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo-Gibran

Berita terkait: BMKG mencatat gelombang tsunami 19cm di Pelabuhan Sarmi, Papua

Penerjemah: M. Riezko Bima, Resinta Sulistiyandari
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025