Selasa, 28 Oktober 2025 – 09:44 WIB
Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Baca Juga:
Dibuka Menghijau, IHSG Bakal Rebound Ikuti Jejak Penguatan Bursa Asia-Pasifik
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, kurs rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp 16.628 per Senin, 27 Oktober 2025. Posisi rupiah itu menguat 2 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.630 pada perdagangan Jumat, 24 Oktober 2025.
Sementara itu, perdagangan di pasar spot pada Selasa, 28 Oktober 2025 hingga pukul 09.12 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.618 per dolar AS. Posisi ini menguat 3 poin atau 0,02 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.621 per dolar AS.
Baca Juga:
10 Negara dengan Pengangguran Terendah 2025, Indonesia Urutan Berapa?
Para ekonom memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 tumbuh 4,9 persen dibanding kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen secara year-on-year (yoy). Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang melambat ini lebih dipengaruhi dari sisi domestik, tercermin dari Indeks Kepercayaan Konsumen pada September 2025 yang menurun dibanding bulan sebelumnya.
Baca Juga:
Kadin Pede Perdagangan RI-Brasil Naik hingga 3 Kali Lipat, Ini Pendorongnya
Peristiwa yang terjadi pada akhir Agustus 2025 juga berdampak terhadap kepercayaan konsumen dalam negeri. Meski tidak dirinci peristiwa apa yang dimaksud, kinerja ekspor pada kuartal III-2025 masih terbilang kuat.
Sedangkan untuk kuartal IV-2025, pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksikan akan meningkat dibanding kuartal III-2025. Peningkatan ini selain karena faktor musiman seperti belanja pemerintah yang lebih tinggi, juga karena pemerintah menyalurkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam paket stimulus ekonomi.
Untuk tahun 2025 secara keseluruhan, ekonomi nasional diproyeksikan tumbuh sebesar 5 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan pulih tahun depan di atas 5 persen, seiring dengan membaiknya kondisi global seperti perang dagang dan sentimen geopolitik di Eropa antara Rusia dan Ukraina.
Sementara itu, Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9 persen, lebih tinggi dari proyeksi Juni 2025 yang hanya 4,7 persen.
Kenaikan proyeksi OECD ini dipicu oleh langkah Bank Indonesia yang mulai mengambil kebijakan pro-pertumbuhan, dengan melonggarkan kebijakan moneter serta kinerja investasi yang terus mengalami akselerasi.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.620 – Rp 16.650," ujarnya.
Dukung Pemerintah Wujudkan Hunian Inklusif, bank bjb Komitmen Perluas Akses Pembiayaan Rumah Rakyat
Bank bjb terus mempertegas perannya sebagai mitra strategis pemerintah dalam meningkatkan akses perumahan yang layak bagi masyarakat.
VIVA.co.id
28 Oktober 2025