Kediri, Jawa Timur (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pada Selasa bahwa pemerintah sedang mengubah peraturan yang ada untuk mendukung target mencapai swasembada gula nasional.
Dia menyebutkan beberapa penyesuaian regulasi telah disetujui berdasarkan usulan petani Indonesia, termasuk suku bunga tetap 6 persen per tahun untuk kredit usaha rakyat (KUR).
Saat mengunjungi Pabrik Gula Pesantren Baru, menteri tersebut mengatakan pemerintah juga telah mengalokasikan dana besar untuk sektor perkebunan tebu nasional dan memberikan subsidi benih sebesar Rp200 miliar untuk penanaman tebu baru.
“Kami baru saja menerima anggaran Rp200 miliar untuk petani plasma. Ini akan mempercepat pertumbuhan tebu dan produksi gula,” kata Sulaiman.
Dia menekankan pentingnya meningkatkan produksi.
Pada masa kolonial, Indonesia adalah produsen gula terbesar kedua di dunia, dengan produktivitas mencapai 14 ton per hektare. Namun, setelah kemerdekaan, angkanya turun jadi hanya empat ton per hektare.
Sulaiman menyebut berbagai tantangan, termasuk masalah regulasi dan budidaya, yang sedang diatasi pemerintah secara bertahap untuk mencapai target swasembada.
“Semoga dalam 3-4 tahun ke depan, kita bisa mencapai swasembada (gula). Jika berhasil, kita bisa menghemat devisa hingga Rp50 triliun hanya dari gula. Untuk gula putih, target kami swasembada tahun depan,” tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menyambut baik program Kementan untuk mendorong swasembada gula nasional.
Dia mengatakan pencapaian target swasembada gula membutuhkan kolaborasi semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat.
“Saya yakin dan optimis Indonesia bisa kembali menjadi negara produsen gula utama. Di Kediri, kami punya dua pabrik gula yang masih beroperasi,” ujarnya.
Berita terkait:
- Wapres dorong persatuan capai swasembada gula
- Menteri janji perbaikan untuk swasembada gula
- Wapres temui petani tebu, janji tindakan proyek jalan
Penerjemah: Asmaul, Kenzu
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025