Jakarta (ANTARA) – Penurunan sebesar 4,6 persen dalam jumlah pelancong selama libur Idul Fitri di Indonesia tidak serta merta menunjukkan pelemahan ekonomi nasional, menurut Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi.
“Saya memiliki pandangan sedikit berbeda. Kami melihat bahwa penurunan hanya sebesar 4,6 persen, dan saya pikir masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa ini menandakan pelemahan ekonomi,” katanya saat berkumpul dengan media pada hari Sabtu.
Dia mencatat bahwa penurunan jumlah pelancong satu digit belum cukup untuk secara pasti menunjukkan penurunan daya beli masyarakat.
Studi yang lebih mendalam diperlukan untuk menentukan apakah penurunan tersebut benar-benar disebabkan oleh faktor ekonomi, atau jika orang-orang memilih untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman mereka, jelas Purwagandhi.
“Kita masih perlu menilai apakah ini benar-benar merupakan indikasi penurunan daya beli, atau hanya masalah orang lebih memilih tinggal di Jakarta untuk Idul Fitri,” tambahnya.
Dia mengatakan Kementerian Perhubungan akan terus memantau indikator terkait sebelum membuat kesimpulan tentang alasan di balik penurunan tersebut.
“Masih ada banyak aspek yang perlu dieksplorasi lebih lanjut, jadi saya percaya masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa penurunan ini disebabkan oleh masalah ekonomi, terutama karena hanya sekitar 4,6 persen,” kata Purwagandhi.
Jumlah total orang yang bepergian dalam dan antara provinsi di seluruh Indonesia selama libur Idul Fitri 2025 sekitar 154,6 juta, mengalami penurunan 4,69 persen dari 162,2 juta pada 2024.
Berita terkait: Prabowo Indonesia memuji keberhasilan perjalanan Idul Fitri, menyebutkan lebih sedikit kecelakaan
Berita terkait: Mudik Idul Fitri: Lebih dari 1,9 juta kendaraan meninggalkan Jakarta per 1 Apr
Translator: M Harianto, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025