Pemerintah Indonesia mengumumkan keputusan untuk menambah dua liter minyak goreng ke dalam paket bantuan pangan yang akan dibagikan pada bulan Oktober dan November tahun ini.
Dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan bahwa minyak goreng tambahan ini akan melengkapi bantuan beras 10 kilogram yang sebelumnya sudah dialokasikan untuk 18,3 juta keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia.
“Selain beras 10 kilogram, kami memutuskan untuk memberikan dua liter minyak goreng merek MinyaKita kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat selama dua bulan,” jelasnya.
Pemerintah berencana mendistribusikan alokasi untuk dua bulan tersebut sekaligus dalam satu paket. Artinya, setiap keluarga penerima berhak mendapatkan 20 kilogram beras dan empat liter minyak goreng selama periode Oktober–November.
Bantuan pangan ini, yang merupakan bagian dari 17 inisiatif ekonomi yang diumumkan pada 15 September untuk diluncurkan pada 2025 dan 2026, dirancang tidak hanya untuk meringankan beban keuangan keluarga berpenghasilan rendah, tetapi juga untuk memperkuat ketahanan pangan dan membantu pemerintah mengendalikan inflasi.
Hartarto mencatat bahwa Kementerian Keuangan telah menyiapkan anggaran untuk mendukung dimasukkannya minyak goreng ke dalam paket bantuan pangan. Namun, baik dia maupun Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tidak mengungkapkan nilai pasti dari dana yang disiapkan.
“Pak Menteri Keuangan sudah siapkan anggaran untuk membagikan beras 10 kilogram dan minyak goreng dua liter kepada penerima. Anggarannya cukup,” kata Hartarto.
Saat mengumumkan paket kebijakan awal bulan ini, pemerintah mengungkapkan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp7 triliun (sekitar 400 juta dolar AS) untuk membiayai program bantuan beras.
Secara terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa lembaganya mengusulkan tambahan anggaran Rp6,5 triliun untuk membiayai pengadaan dan distribusi bantuan minyak goreng.