Mataram, VIVA – Ratusan orang, termasuk lebih dari 25 karyawan Yayasan Rumah Sakit Islam (RSI) Nusa Tenggara Barat (NTB), mengadakan aksi demo di depan Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram, Jalan Gajah Mada, Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Rabu 28 Mei 2025.
Mereka tidak cuma protes soal potongan infaq 2,5% dari gaji, tapi juga menuntut Ketua Yayasan RSI NTB, Lalu Imam Hambali, untuk mundur dari jabatannya.
Spanduk-spanduk dengan tulisan keras dibentangkan, seperti:
- "Tanggung Jawab! Ketua Yayasan Wajib Mundur!"
- "Potong Infaq Karyawan Buat Bayar Hutang?"
- "Bayar Penuh Hak Kami, atau Kami Tuntut Sampai Akhirat!"
Koordinator aksi, Syaifullah, bilang aksi ini bentuk protes masalah ketenagakerjaan, termasuk gaji di bawah UMR dan potongan infaq yang tidak jelas.
"Pemotongan infaq itu kami tolak. Tidak ada penjelasan uangnya dipakai buat apa. Kami merasa diperlakukan tidak adil," tegasnya.
Tuntutan mereka antara lain:
- Hentikan potongan infaq 2,5%.
- Bayar hak karyawan tanpa potongan tidak jelas.
- Revisi kepengurusan Yayasan RSI NTB.
Seorang karyawan yang bekerja 26 tahun mengaku kecewa karena tidak pernah diberi tahu soal potongan infaq. "Tahu-tahu gaji sudah berkurang. Uang itu penting buat hidup kami," ujarnya.
Kepala Disnaker Mataram, H. Rudi Suryaman, bilang akan memediasi jika internal yayasan tidak menemukan solusi. "Kalau mentok, baru kami turun tangan," jelasnya.
Selain infaq, Yayasan RSI NTB juga punya masalah utang ke kontraktor proyek yang belum dibayar. Beberapa kontraktor lokal mengaku rugi dan harus tunda proyek lain karena hal ini.
Aksi ini bukan cuma soal uang, tapi soal keadilan dan transparansi. Para karyawan berharap Disnaker bisa bantu menyelesaikan masalah ini.
Baca Juga:
- Geruduk Disnaker Mataram, Karyawan Yayasan RSI NTB Tuntut Hapus Potongan Infaq
- Kasus Kematian Brigadir Nurhadi, Dua Polisi Dipecat karena Narkoba
"Kami hanya ingin hak kami dipenuhi, bukan dijadikan objek pemotongan sepihak," tegas Syaifullah.
(typo: "mentok" seharusnya "mentog")