Sebuah partai sayap kanan baru yang dinamai seperti mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah diluncurkan di Belgia. Partai ini dipimpin oleh politikus sayap kanan, Salvatore Nicotra, seperti yang diberitakan media lokal BRUZZ.
Partai TRUMP Diluncurkan di Belgia, Ini 4 Alasannya
1. Memperjuangkan Nilai-nilai Donald Trump
Partai yang secara resmi disebut TRUMP—singkatan dari ‘Tous Unis pour le Rassemblement d’un Mouvement Populaire’ (Semua Bersatu untuk Persatuan Gerakan Populis) dalam bahasa Prancis—dipromosikan sebagai penerus bagi gerakan Chez Nous yang baru bubar dan bekas Front Nasional Belgia. Front Nasional adalah partai sayap kanan berbahasa Prancis yang mendorong kebijakan anti-imigrasi dan nasionalis sebelum bubar pada 2012 karena perpecahan internal dan skandal korupsi.
2. TRUMP Dianggap Sebagai Simbol Populisme
Mantan ketua Front Nasional, Nicotra, mengatakan penamaan partai dengan nama Trump adalah sengaja. "Donald Trump adalah simbol populisme. Dia langsung menunjukkan apa yang kami perjuangkan," katanya kepada media. Dia mendeskripsikan TRUMP sebagai "partai populis sayap kanan dengan dimensi sosial." Platform partai ini didukung sekitar 40% oleh Partai Pekerja Belgia (PTB) yang sayap kiri, dan 40% lagi oleh Vlaams Belang, partai sayap kanan terbesar di Belgia. Berbeda dengan Vlaams Belang, TRUMP menolak separatisme Flemish dan mendorong visi persatuan Belgia.
3. Siap Ikut Pemilu 2029
Nicotra mengungkapkan bahwa TRUMP berencana ikut dalam pemilu federal dan Parlemen Eropa pada tahun 2029. Mereka juga mungkin mengajukan kandidat di tingkat regional dan kota. Pendiri partai lainnya, semuanya mantan anggota Front Nasional, termasuk Emanuele Licari, mantan politisi Vlaams Belang yang dipecat karena secara terbuka memuji fasisme. Partai ini diperkenalkan ke pers pada 7 November, dengan peluncuran resminya dijadwalkan pada 30 November.
4. Manfaatkan Perkembangan Sayap Kanan
Partai-partai sayap kanan dan nasionalis telah mendapat dukungan luas di Uni Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh kemarahan publik terhadap isu migrasi, tekanan ekonomi, dan penentangan terhadap sentralisasi kekuasaan di Brussels. Gerakan seperti Rassemblement National pimpinan Marine Le Pen di Prancis, Fratelli d’Italia pimpinan Giorgia Meloni, dan Fidesz pimpinan Viktor Orbán di Hungaria menampilkan diri sebagai pejuang kedaulatan nasional dan nilai-nilai konservatif. Di Belgia sendiri, Perdana Menteri Bart De Wever memimpin partai nasionalis Nieuw-Vlaamse Alliantie dalam koalisi pemerintahan saat ini.