Mewujudkan Perlindungan yang Lebih Baik bagi Pekerja Informal

Jakarta (ANTARA) – Bahkan sebelum matahari terbit, banyak orang udah mulai harinya lebih awal, seperti penjual sayur yang siapin kios di pasar atau driver ojek online yang ngangkut penumpang.

Pekerja informal ini punya peran penting buat nopang ekonomi lokal maupun nasional, tapi kontribusi mereka sering gak diperhatiin.

Badan Pusat Statistik (BPS) catat jumlah pekerja informal di Indonesia per Februari 2025 mencapai 86,58 juta orang, atau sekitar 59,40 persen dari total angkatan kerja.

Nggak cuma angka, data ini nunjukkin lebih dari setengah pekerja Indonesia berada di posisi rentan karena kurangnya perlindungan dibanding karyawan sektor formal.

Di Indonesia, banyaknya pekerja sektor informal gak lepas dari struktur ekonomi yang didominasi UMKM.

Sebenernya, dominasi pekerja informal bukan cuma terjadi di Indonesia, tapi juga di negara lain.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli bilang beberapa negara, kayak India, juga hadapi tantangan serupa dengan 60-70 persen pekerjanya di sektor informal.

Apa alasan utama banyaknya pekerja informal di Indonesia?

Ada beberapa faktor yang pengaruhin orang buat kerja di sektor informal. Dengan kemajuan teknologi dan munculnya ekonomi gig, peluang penghasilan fleksibel udah jadi pilihan yang gak bisa dihindarin.

Tapi, realitanya keras: gelombang PHK di berbagai sektor industri, kayak manufaktur, plus susahnya dapet kerja formal yang layak di Indonesia—bahkan buat lulusan universitas.

Daripada nunggu lamaran kerja yang gak pasti, banyak orang lebih milih jadi driver ojek online atau buka usaha rumahan—solusi yang bisa sementara atau permanen.

Penting buat digarisbawahi, banyaknya pekerja informal bawa tantangan kompleks.

Mereka sering gak punya pendapatan tetap, jaminan pensiun, atau perlindungan hukum.

Ketimpangan sistemik ini butuh tindakan secepatnya, kayak akses pendidikan yang merata, dukungan pemerintah buat menciptakan lapangan kerja, dan perlindungan yang sesuai.

MEMBACA  Wujudkan Program Prioritas Presiden, Mendagri Ajak Pemda Sukseskan Program Tiga Juta Rumah

Timboel Siregar, koordinator advokasi BPJS Ketenagakerjaan, nilai “formalifikasi sektor informal” bisa terwujud lewat regulasi yang mendukung.

Misalnya, aturan buat driver ojek online bisa ngatur soal jam kerja, asuransi kecelakaan kerja, dan insentif.

Sementara itu, Tadjuddin Noer Effendi, pengamat ketenagakerjaan dari UGM, bilang perlu perlindungan hukum buat bangun budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) buat pekerja informal dan fleksibel, yang diprediksi bakal tambah banyak ke depannya.

Selain itu, pemerintah harus komitmen untuk dorong penyerapan tenaga kerja bareng investasi strategis yang masuk ke Indonesia.

Soalnya, proyek strategis nasional cuma bisa jalan optimal kalau didukung SDM yang berkualitas, relevan, dan kompetitif.

Meski masih banyak PR, pemerintah udah ambil beberapa langkah buat atasi masalah ini.

Kemnaker berupaya tingkatkan program pelatihan vokasi dan kewirausahaan, plus perluas akses jaminan sosial buat pekerja informal.

Upaya ini bertujuan mempersiapkan pekerja informal kalau suatu saat mau pindah ke sektor formal.

BPJS Ketenagakerjaan juga terbuka buat pekerja informal atau non-gaji, kayak petani, nelayan, pedagang kaki lima, dan wiraswasta.

Pekerja informal bisa daftar jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan bayar iuran bulanan dan dapet jaminan sosial. Layanan ini juga mulai diintegrasin sama platform terkait, kayak aplikasi ojek online buat drivernya.

Dengan ikut program asuransi ini, pekerja informal bisa lebih tenang kerja karena ada jaminan perlindungan kalau ada risiko atau masalah keuangan.

BPJS Ketenagakerjaan targetkan lindungi 57 juta pekerja, baik formal maupun informal, lewat program asuransinya di tahun 2025.

Langkah-langkah ini dan kolaborasi lintas sektor harus didukung terus biar implementasinya berkelanjutan dan ciptakan lingkungan kerja dan ekonomi yang lebih inklusif ke depannya.

Meski sering diremehin, pekerja informal tetaplah pilar penting buat ekonomi Indonesia.

MEMBACA  Isuzu Traga Bus Membawa Inovasi Terbaru di Sektor Transportasi Penumpang

Karenanya, mengakui peran mereka lewat dukungan dan perlindungan maksimal bakal bantu Indonesia bangun ekonomi lebih kuat dan tumbuh di tengah ketidakpastian global.

Penerjemah: Arnidhya Nur, Raka Adji
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025