Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa semua pabrik gula di Indonesia masih beroperasi dengan normal.
Sulaiman di Jakarta pada Jumat menerangkan bahwa molases adalah produk sampingan dari produksi gula, dan masalah sebenarnya adalah penumpukan stok gula, bukan berhentinya operasional pabrik gula domestik.
“Molases itu kan produk samping pabrik gula. Pabrik-pabrik gula ini masih berjalan sekarang; kemarin, yang menumpuk itu gulanya,” kata Sulaiman dalam konferensi pers setelah rapat dengan Pemerintah Provinsi Lampung dan asosiasi petani singkong serta tebu.
Dia menjelaskan, pemerintah telah menangani penumpukan gula tersebut melalui dana dari Danantara senilai Rp1,5 triliun untuk membeli gula petani, sehingga pabrik bisa terus berproduksi.
“Dengan persetujuan Presiden (Prabowo Subianto), Rp1,5 triliun disediakan oleh Danantara untuk membeli gula para petani,” ujar Menteri.
Namun, Sulaiman mengakui bahwa harga molases anjlok sangat dalam karena membanjirnya etanol impor, yang menyebabkan tangki penyimpanan jadi penuh.
Lebih lanjut, Sulaiman menekankan bahwa setiap kebijakan harus menyeimbangkan kepentingan semua pihak, dari petani, pelaku usaha, hingga konsumen, agar semua untung tanpa ada yang dirugikan.
Menurut dia, tujuan negara adalah memastikan petani senang, konsumen senang, dan usaha tetap untung, sehingga ekosistem pangan berjalan adil dan berkelanjutan.
Sulaiman menambahkan, harga ideal untuk molases seharusnya sekitar Rp2.000 per kilogram, tetapi saat ini harganya sudah turun jadi Rp900 per kilogram.
Dia juga menekankan bahwa pemerintah akan terus memantau dinamika harga di lapangan dan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mencari solusi strategis guna mendukung petani tebu dan menjaga stabilitas industri gula nasional.
Berita terkait: Danantara janji Rp1,5 triliun untuk beli gula petani yang belum terjual
Berita terkait: Pemerintah revisi regulasi untuk capai target swasembada gula
Berita terkait: Jawa Timur: Wapinis temui petani tebu, janji tindak lanjut proyek jalan
Penerjemah: Muhammad Harianto, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025