Jakarta (ANTARA) – Deregulasi sangat penting untuk mempercepat investasi nasional dan pertumbuhan ekonomi, menurut Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati.
Indrawati menyampaikan pernyataan ini saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Kamis, menanggapi tren perlambatan investasi nasional di kuartal pertama 2025.
Menteri menjelaskan beberapa fokus utama deregulasi, termasuk mempercepat proses perizinan hingga level pemerintah daerah, menyederhanakan proses impor untuk industri dalam negeri, serta mendukung investasi strategis dengan melonggarkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
Selain itu, pemerintah terus mengoptimalkan kebijakan pendukung lain, seperti insentif fiskal, mempercepat investasi langsung asing, dan memperkuat peran BUMN melalui pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia.
"Deregulasi yang cukup sukses di sektor perdagangan termasuk distribusi pupuk bersubsidi. Sebanyak 145 regulasi dipangkas, sehingga petani sekarang bisa dapat pupuk tepat waktu sebelum tanam. Ini juga membantu dorong pertumbuhan di sektor pertanian," jelasnya.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5 persen, dia menekankan perlunya peningkatan signifikan dalam investasi.
Pembentukan modal tetap bruto (PMTB), atau pertumbuhan investasi, di kuartal I 2025 hanya naik 2,1 persen secara tahunan.
Berdasarkan data Kementerian Investasi dan BKPM, investasi di kuartal I 2025 mencapai Rp465,2 triliun, atau tumbuh 15,9 persen secara tahunan.
Angka ini lebih tinggi dibanding Rp401,5 triliun di periode sama tahun lalu, tapi tingkat pertumbuhannya lebih rendah dari 22,1 persen di kuartal I 2024.
"Berbagai kebijakan, termasuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), juga terus diperkuat. Ditjen Bea Cukai bertugas mengawasi dan memfasilitasi industri manufaktur daerah agar kompetitif global," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa mempercepat investasi penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,7 hingga 5 persen di 2025. Untuk mencapainya, konsumsi rumah tangga harus tumbuh di atas 5 persen, dan investasi harus tumbuh 4,5 hingga 4,7 persen.
"Nyatanya, pertumbuhan investasi hanya capai 2,1 persen di kuartal I 2025. Artinya, tingkat investasi harus digandakan," tegasnya.
Berita terkait: Indonesia targetkan pertumbuhan ekonomi 5,8 persen di 2026
Berita terkait: Indrawati prediksi pertumbuhan ekonomi nasional 5 persen di 2025
Penerjemah: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025