Meninggal dalam Baku Tembak, 6 Fakta Wakil Panglima OPM yang Ditembak oleh TNI

Rabu, 6 Agustus 2025 – 20:30 WIB

Jakarta, VIVA – Situasi keamanan di Papua kembali memanas setelah pasukan TNI berhasil menembak mati salah satu tokoh penting dalam kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sosok yang tewas bukan orang biasa, melainkan Mayer Wenda alias Kuloi Wonda, yang menjabat sebagai Wakil Panglima Kodap XII/Lanny Jaya.

Baca Juga:
Buron Sejak 2014, Wakil Panglima OPM Mayer Wenda Tewas Disergap Prajurit TNI

Ia telah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak lebih dari 10 tahun lalu dan dikenal punya riwayat panjang dalam aksi kekerasan bersenjata.

Penindakan ini dilakukan TNI pada Selasa sore, 5 Agustus 2025, sekitar pukul 16.30 WIT, di Kampung Mukoni, Distrik Mukoni, Kabupaten Lanny Jaya. Operasi ini dilakukan setelah mendapat info dari warga tentang keberadaan target.

Baca Juga:
Baku Tembak Sengit di Puncak Papua, 3 OPM Tewas dan Senjata TNI yang Dirampas Berhasil Direbut Kembali

Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, memberikan keterangan resmi pada Rabu (6/8) tentang operasi tersebut. Berikut fakta-faktanya:

  1. Target Buronan Lama, Masuk DPO Sejak 2014
    Mayer Wenda sudah lama jadi incaran aparat karena keterlibatannya dalam berbagai kekerasan. Ia masuk DPO sejak 2014 dan sulit ditangkap karena sering berpindah-pindah tempat sembunyi.

  2. Terlibat Serangkaian Aksi Penyerangan
    Kristomei menyebut Mayer Wenda terlibat dalam beberapa aksi besar, seperti penyerangan Mapolsek Pirime (2012), pembunuhan anggota Polri di Tolikara (2012), dan penembakan aparat di Lanny Jaya (2014).

  3. Tewas Saat Kontak Tembak Bersama Kelompoknya
    Saat akan ditangkap, Mayer dan kelompoknya melawan dengan senjata. TNI terpaksa mengambil tindakan tegas, mengakibatkan Mayer tewas bersama satu orang lain yang diduga adiknya, Dani Wenda.

  4. Dievakuasi ke RSUD Wamena
    Jenazah dibawa ke RSUD Wamena untuk identifikasi dan penanganan lebih lanjut.

  5. TNI Amankan Barang Bukti Penting
    Ditemukan senjata api revolver, 24 amunisi, 2 KTP (Dani Wenda dan Pemina Wenda), 2 HP, uang tunai Rp65.000, dan satu noken.

  6. Operasi Sesuai Hukum dan Prosedur Militer
    Kristomei menegaskan operasi ini bagian dari tugas TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) sesuai UU No. 3 Tahun 2025.

    Pendekatan Damai Tetap Diutamakan
    Meski ada operasi penindakan, TNI tetap prioritaskan pendekatan humanis dan dialog untuk stabilitas jangka panjang di Papua. Pintu rekonsiliasi tetap terbuka bagi anggota OPM yang ingin kembali ke NKRI.

    Pesan Jelang HUT ke-80 RI
    Keberhasilan operasi ini jadi bukti komitmen TNI jaga keamanan nasional, terutama jelang peringatan 17 Agustus mendatang.

    "TNI selalu profesional dalam menangani kelompok bersenjata, tapi tetap siap terima anggota OPM yang ingin kembali ke NKRI," kata Kristomei.

    Halaman Selanjutnya
    Kristomei sebut Mayer Wenda terlibat aksi kekerasan besar, termasuk serangan Mapolsek Pirime (2012) dan pembunuhan anggota Polri di Tolikara.

MEMBACA  JW Therapeutics Mengumumkan Penerimaan Desain Terapi Terobosan untuk Carteyva® di China sebagai Pengobatan Garis Kedua