Mengeksplorasi potensi kopi dari Gunung Rinjani ke pasar global.

Lombok Timur (ANTARA) – Kopi Indonesia memiliki potensi yang menarik minat pasar internasional, terutama Eropa dan Amerika, menurut Indikasi Geografis (IG). Namun, proses pasca panen komoditas ini harus memenuhi persyaratan pasar global.

IG adalah tanda yang menunjukkan asal produk, menekankan faktor lingkungan geografisnya untuk meningkatkan nilai jual produk. Faktor lingkungan geografis memberikan karakteristik dan kualitas tertentu pada suatu produk. Faktor-faktor tersebut bisa bersifat alami, manusia, atau keduanya.

Permintaan pasar global mengarah pada kolaborasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan pabrik kopi, yang mengeksplorasi 50 lokasi di Indonesia yang memiliki potensi dan kualitas kopi, masing-masing dengan kondisi geografisnya sendiri, salah satunya di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Eksplorasi ini sejalan dengan upaya pemberdayaan petani tradisional dan mengubah mereka menjadi petani profesional.

Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah melalui fasilitasi, sinkronisasi, dan koordinasi kemitraan dalam akses pembiayaan dan pemanfaatan teknologi.

Oleh karena itu, fokus utama layanan kementerian ini adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama petani dan nelayan. Namun, layanan ini membutuhkan kerjasama dari tiga entitas: koperasi, perusahaan, dan kegiatan yayasan.

CEO Coop Coffee Indonesia, Reza Fabianus, menyatakan bahwa eksplorasi potensi kopi Sembalun dilakukan setelah keberhasilan membawa Kopi Kintamani dari Bali ke Starbucks, katanya dalam sesi peningkatan kesadaran petani dan menyerap aspirasi mereka di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, pada Jumat, 26 Januari 2024.

Starbucks Corporation adalah perusahaan kopi dan jaringan kopi global dari Amerika Serikat, yang berpusat di Seattle, Washington.

Sejak 2015, Fabianus, yang saat itu berada di Koperasi Nasional (Kopnas), mendampingi petani kopi Kintamani melalui berbagai proses, mulai dari pendidikan pasca panen hingga pemasaran. Saat itu, ia memiliki semangat kuat untuk membawa kopi Kintamani ke pasar global.

MEMBACA  6 Kapolda Muda di Indonesia yang Sedang Menjabat, Masih Berusia 49 Tahun

Oleh karena itu, upaya yang berkelanjutan diperlukan untuk menjaga kualitas kopi Kintamani, seperti melalui pendidikan kelompok petani untuk memanen saat buah kopi masih merah dan mengolahnya menjadi biji hijau. Akhirnya, Starbucks menerima produk kopi tersebut.

Seiring dengan tuntutan perdagangan kopi global yang mengharuskan adaptasi bisnis yang cepat, muncul gagasan untuk mendirikan perusahaan perdagangan kopi berbasis koperasi.

Eksplorasi di Lombok sejalan dengan partisipasi perusahaan kopi Indonesia dalam pameran pertanian terbesar di Eropa, SIA Paris Expo, pada akhir Februari 2024. SIA Paris Expo 2024 memiliki tema “Komoditas Pertanian Berbasis IG”.

Kopi Sembalun adalah model awal dari fasilitasi, sinkronisasi, dan koordinasi kemitraan dalam akses pembiayaan dan pemanfaatan teknologi.

Kementerian Koperasi dan UKM dan perusahaan kopi bertujuan untuk mempromosikan kopi Sembalun, yang berasal dari kaki Gunung Rinjani, ke pasar Eropa, bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar Indonesia di Paris, dan mitra Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Oleh karena itu, pertemuan dengan petani kopi di Sembalun adalah upaya untuk meningkatkan akses pasar, sehingga kopi dari daerah tersebut dapat memperluas jangkauan pasar lokal dan globalnya.

Keberhasilan dalam mempromosikan kopi Sembalun ke seluruh dunia dapat dicapai melalui kerjasama antara entitas bisnis dan kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Koperasi dan UKM, sebagai penggeraknya.

Untuk melakukan kerjasama kemitraan kopi berbasis IG yang efektif, diperlukan koordinasi dan sinergi dari semua pemangku kepentingan, yaitu petani kopi dan UMKM lokal. Perbankan juga diperlukan sebagai akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Kerjasama ini menawarkan dukungan dalam pendidikan dan pelatihan, serta pendampingan bagi petani Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) dalam bidang teknis budidaya kopi, serta peningkatan kualitas produk kopi atau perlakuan pasca panen. Pada akhirnya, diharapkan produk kopi memenuhi kualitas berbasis IG yang dibutuhkan oleh pasar.

MEMBACA  Izinkan Pemilik Pub di Inggris untuk Membuka Lebih Lama saat Final Euro 2024

Melalui kerjasama dengan MPIG Kintamani Bali, MPIG Prayangan Jawa Barat, MPIG Kerinci Jambi, MPIG Gayo Aceh, dan Jawa Timur, Perusahaan Starbucks membeli produk kopi Indonesia melalui kantor perusahaan di Swiss, Jepang, Belanda, dan Arab Saudi.

Humas Kementerian Koperasi dan UKM, Syahrul, yang hadir dalam sesi di Lombok, mengatakan bahwa negara akan hadir untuk merespons kebutuhan rakyat, terutama petani kopi.

Petani yang berpartisipasi dalam kegiatan diharapkan dapat menyebarkan pengetahuan mereka tentang kopi dan mendapatkan pendidikan untuk menjawab kebutuhan pasar global.

Selain itu, petani yang mengalami kesulitan dalam menjual panen kopi mereka diharapkan fokus pada perlakuan pasca panen dan manajemen. Kopi yang mereka hasilkan akan dijual melalui koperasi petani kopi dan pemasarannya akan difasilitasi oleh perusahaan kopi.

Harapan Petani Kopi
Ketua MPIG Kopi Arabika Sembalun, Hasbullah, menugaskan perusahaan kopi di Indonesia untuk memenuhi harapan perlindungan IG, sehingga pelanggan hanya dapat memperoleh kopi Sembalun dari satu pintu dan para petani menyadari potensi pasar kopi. Harapan tersebut diungkapkan dalam acara pelatihan di Lapangan Kopi Arabika Sembalun, Sabtu, 27 Januari 2024.

Petani kopi arabika Sembalun dan para penggemarnya telah mengajukan permohonan sertifikasi kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM, pada Maret 2023. Respon masih ditunggu untuk permohonan tersebut.

Para petani berharap kunjungan dari perusahaan kopi yang sebelumnya telah mengelola revitalisasi MPIG Kopi Arabika Kintamani Bali akan membantu komunikasi teknis mereka dengan pemangku kepentingan.

Mereka juga berharap langkah-langkah tindak lanjut akan diambil sejalan dengan sesi untuk menyerap aspirasi yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dan Coop Coffee Indonesia di Lombok, karena petani kopi di Lombok membutuhkan informasi dan pendidikan lebih lanjut untuk memperluas promosi kopi Sembalun.

MEMBACA  Jangan Makan 5 Rempah Ini saat Perut Kosong, Tidak Sehat untuk Ususmu

Sebagai respons, Coop Coffee Indonesia bersedia memfasilitasi upaya untuk memenuhi harapan yang diungkapkan oleh para petani kopi Sembalun.

Perusahaan ini telah menandatangani perjanjian kerjasama untuk penelitian dan pengembangan kopi berbasis IG di Indonesia dengan Centre de Coopération Internationale en Recherche Agronomique pour le Développement (CIRAD) as the innovator of global GI certification. Perjanjian ini berlaku hingga tahun 2025.

Dengan sertifikasi IG, diharapkan pendapatan petani kopi akan meningkat. Kopi Sembalun, dengan keunikan dan karakteristiknya, akan mendapatkan sertifikasi sebagai produk premium, dan penjualan petani akan meningkat.