Kamis, 18 Januari 2024 – 02:04 WIB
JAKARTA – Pasangan suami istri umumnya melakukan hubungan seksual pada malam hari, terutama bagi mereka yang memiliki anak di bawah umur.
Baca Juga:
4 Resep Ramuan Herbal, Ampuh Atasi Insomnia
Mengenai hubungan seksual di malam hari, banyak pasangan yang memilih untuk tidur langsung setelahnya. Salah satu alasan yang melatarbelakangi keputusan ini adalah kelelahan. Namun, dalam ajaran agama Islam, tidur dalam keadaan junub (setelah berhubungan seksual) dilarang.
Salah satu ustaz menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak menyukai tindakan tersebut.
Baca Juga:
Sederhana, Begini Loh Biar Makin Kenceng dan Lama di Atas Ranjang
“Bolehkah orang yang junub setelah berhubungan langsung tidur? Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam berkata, ‘Aku tidak suka ketika ada seseorang yang setelah berhubungan dalam keadaan junub langsung tidur. Sampai dia berwudhu terlebih dahulu,'” kata ustaz yang mengutip tayangan YouTube.
Lebih lanjut, ustaz menjelaskan bahwa pasangan suami istri tidak perlu mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar setelah berhubungan seksual. Pasangan tersebut dapat berwudhu untuk mensucikan diri tanpa harus mandi besar, terutama jika hubungan seksual dilakukan pada tengah malam.
Baca Juga:
6 Manfaat Role Play saat Seks, Tingkatkan Gairah Hingga Fantasi di Ranjang
“Tidak perlu mandi besar. Jika junub pada pukul 02.00 dini hari, mandi akan merepotkan. Tidak perlu mandi, cukup berwudhu,” katanya.
Alasan mengapa tidak boleh tidur dalam keadaan junub adalah karena Nabi Muhammad SAW khawatir bahwa seseorang yang tidur dalam keadaan junub tiba-tiba meninggal dunia. Ketika seseorang meninggal dunia dalam keadaan junub, kematiannya tidak akan disaksikan oleh Malaikat Jibril AS.
“Kenapa? Karena Nabi SAW berkata, ‘Aku khawatir meninggal dalam keadaan junub nanti tidak akan disaksikan kematiannya oleh Malaikat Jibril.’ Ini bukan berarti mati dalam keadaan kafir atau tidak. Ini adalah sebuah kehormatan,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa orang yang meninggal dalam keadaan suci, artinya dalam keadaan bersuci dan jauh dari hadas, akan disaksikan oleh Malaikat Jibril AS.
“Orang yang meninggal dalam keadaan suci, maksudnya dalam keadaan bersuci dan jauh dari hadas. Maka dia akan disaksikan oleh Malaikat Jibril AS,” jelasnya.
Halaman Selanjutnya
Alasan mengapa tidak boleh tidur dalam keadaan junub adalah karena Nabi Muhammad SAW khawatir bahwa seseorang yang tidur dalam keadaan junub tiba-tiba meninggal dunia. Ketika seseorang meninggal dunia dalam keadaan junub, kematiannya tidak akan disaksikan oleh Malaikat Jibril AS.