Membuat Terkejut, Cinta Laura Ungkap Fakta Menarik Tentang Pelajar di Indonesia

Rabu, 24 Juli 2024 – 17:14 WIB

VIVA Showbiz – Cinta Laura, salah satu publik figur yang sangat peduli dengan pendidikan di Indonesia. Wanita yang memiliki dua gelar dari Universitas Columbia juga memperhatikan masalah kualitas siswa di Tanah Air.

Baca Juga :

Latar Belakang Pendidikan WN Filipina Peracik Narkoba yang Pabriknya Dibongkar di Bali

Salah satu hal yang menarik perhatiannya adalah praktik menggunakan joki untuk mengerjakan skripsi yang belakangan ini menjadi pembicaraan hangat di media sosial X (dulunya Twitter).

“Saya sangat gelisah tentang kondisi pendidikan di Indonesia. Baru-baru ini, di X, banyak pembicaraan tentang bagaimana mahasiswa Indonesia tidak mengerjakan skripsi sendiri, melainkan menggunakan joki untuk melakukan semua itu,” ungkap Cinta Laura saat ditemui awak media di kawasan Senayan Jakarta Pusat, Rabu 24 Juli 2024.

Baca Juga :

Wacana Sekolah Swasta Gratis di Jakarta Masih Kaji Anggaran

Selain itu, Cinta Laura juga menyoroti tingkat pemahaman siswa di Indonesia yang tergolong rendah. Mari lanjutkan membaca artikel ini untuk informasi lebih lanjut.

Baca Juga :

Gak Ngebet Nikah Muda, Zahwa Massaid Pengen Fokus Berkarier dan Lanjutkan Pendidikan

Dalam sebuah tes internasional terhadap siswa SMP dan SMA di Indonesia, mayoritas siswa memiliki pemahaman di level 1 atau 2.

Level tersebut menunjukkan pemahaman yang minim dimiliki siswa di Indonesia.

“Tidak hanya itu, tes PISA, tes internasional yang diberikan kepada siswa SMP dan SMA dari berbagai negara menunjukkan bahwa kurang dari 1 persen siswa di Indonesia mencapai level 5 atau 6, mayoritas berada di level 1 dan 2,” jelasnya.

Cinta Laura juga terkejut dengan hasil survei tentang kemampuan berpikir kreatif mahasiswa di Indonesia.

Berdasarkan survei online, hanya kurang dari 2 persen mahasiswa Indonesia memiliki kemampuan berpikir kreatif.

MEMBACA  Zelensky membantah klaim Rusia tentang penaklukan desa di wilayah Sumy

Duta Komunikasi 10Th World Water Forum Cinta Laura

Foto:

VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)

“Saya baru-baru ini melihat artikel online yang menyebutkan bahwa hasil survei menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif mahasiswa di Indonesia kurang dari 2 persen. Sementara di Singapura, lebih dari 50 persen memiliki kemampuan berpikir kreatif,” ujarnya.

Cinta sendiri menganggap fakta-fakta tentang kualitas pendidikan di Indonesia ini sangat memprihatinkan. Padahal Indonesia telah menetapkan program Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang.

“Saya tidak bermaksud menjelek-jelekan sistem pendidikan di Indonesia, sama sekali tidak. Harapan saya adalah agar generasi Indonesia mampu bersaing dan sukses dalam berbagai bidang, tidak hanya di dalam negeri tapi juga di kancah internasional,” katanya.

“Namun, dengan kerapuhan pendidikan yang ada, saya merasa gelisah dan khawatir, karena kita memiliki banyak target pada tahun 2045 nanti,” tambah Cinta Laura.

“Penduduk kita juga banyak, generasi semakin berperan penting dalam kehidupan kita. Tetapi apa yang akan terjadi jika kompetensi kita tidak sesuai dengan yang dibutuhkan,” jelasnya.

Melihat kerapuhan pendidikan di Indonesia, Cinta melihat bahwa festival IDEA Fest 2024 yang akan digelar pada September 2024 dapat memberikan manfaat bagi generasi muda di Indonesia.

Menurut Cinta, acara IDEA Fest 2024 tahun ini akan menampilkan sejumlah pembicara yang ahli di bidangnya.

Dengan demikian, diharapkan acara ini dapat membantu siswa belajar untuk menjadi lebih kritis.

“Dengan adanya acara seperti Ideafest, dengan kehadiran para pembicara yang mungkin diidolakan oleh masyarakat Indonesia, melalui output kreatif seperti podcast, talkshow, atau game, inilah cara terbaik untuk generasi muda belajar,” jelasnya.

Cinta Laura menambahkan, “Mereka tidak akan merasa bosan atau dipaksa untuk memahami sesuatu. Mereka akan menyerap informasi yang menarik bagi mereka dan membuat keputusan sendiri tentang cara mereka memahami dan melihat dunia.”

MEMBACA  Perlunya komitmen kuat dalam penanganan stunting: MPR

Halaman Selanjutnya

“Tidak hanya itu, tes PISA, tes internasional yang diberikan kepada siswa SMP dan SMA dari berbagai negara menunjukkan bahwa kurang dari 1 persen siswa di Indonesia mencapai level 5 atau 6, mayoritas berada di level 1 dan 2,” jelasnya.