Memahami Diet Autofagi yang Direkomendasikan Dokter! Kurangi Berat Badan, Cegah Kanker, dan Jaga Kesehatan Jantung

Penyakit gangguan metabolik adalah sekelompok kondisi medis yang memengaruhi cara tubuh memproses makanan menjadi energi. Gangguan ini dapat melibatkan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Penyakit ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, diabetes tipe 2, obesitas, sindrom metabolik, dan penyakit kardiovaskular. Dalam kasus gangguan metabolik, tubuh mungkin tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif, yang berpotensi menyebabkan kadar gula darah yang tinggi. Selain itu, ketidakseimbangan lipid dapat mengakibatkan peningkatan risiko penyakit jantung.

Sumber utama penyakit metabolik adalah obesitas, terutama di bagian perut, yang dapat mengganggu metabolisme tubuh. Penumpukan lemak dalam tubuh akibat obesitas dapat meningkatkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula dalam darah.

Penyakit ini bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti berolahraga dan mengatur asupan makanan. Diet autofagi merupakan salah satu metode yang disebut mampu membantu menurunkan berat badan bagi penderita sindrom metabolik.

Diet autofagi melibatkan pola makan dengan dua kali makan dalam satu hari, yakni pada pukul 12.00 dan pukul 18.00. Selama diet ini, penderita metabolik tidak diperkenankan untuk sarapan, termasuk makan buah seperti pisang. Pada jam makan yang ditentukan, mereka bisa mengonsumsi makanan seperti ikan, daging, dan telur, namun diingatkan untuk tidak makan berlebihan.

Diet jenis ini bahkan sudah dikembangkan di RS pemerintah Dharmais dan diklaim dapat meningkatkan usia pasien yang tidak memiliki harapan hidup tinggi. Autofagi merupakan proses alami tubuh untuk membuang sel-sel yang rusak dan menggantinya dengan sel-sel baru yang sehat. Saat berpuasa, tubuh mengaktifkan mekanisme autofagi untuk menghancurkan sel yang rusak dan menggantinya dengan yang baru.

Manfaat dari autofagi antara lain menurunkan risiko kanker dan diabetes tipe 2, meningkatkan fungsi otak, mencegah keparahan Alzheimer, dan meningkatkan kesehatan jantung. Selain itu, autofagi juga dapat meningkatkan proses pembentukan energi.

MEMBACA  Kunjungan Paus Fransiskus untuk mempromosikan penghormatan terhadap kebebasan beragama.

Dengan demikian, diet autofagi dapat menjadi pilihan bagi penderita sindrom metabolik untuk mengontrol berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.