Jumat, 8 Maret 2024 – 10:17 WIB
Depok – Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tapos Depok, Jaelani menyatakan bahwa dirinya telah mengalami intimidasi dari pihak yang tidak diketahui. Meskipun demikian, ia tidak dapat mengidentifikasi pelakunya karena ancaman tersebut hanya dilakukan melalui telepon.
Jaelani menjelaskan bahwa insiden intimidasi terjadi selama proses penghitungan suara. Saat itu, ada pihak yang menghubunginya dan meminta agar hasil penghitungan segera diplenokan di PPK Tapos. Pihak tersebut juga mengancam mengetahui rumah dari para petugas PPK Tapos.
Menurut Jaelani, ia tidak mengenali orang yang menghubunginya dan tidak mengetahui nomor telepon yang digunakan pada malam Senin tersebut. Mendapat intimidasi tersebut, pihaknya segera berkoordinasi dengan pihak keamanan dan memperketat pengamanan di tempat penghitungan.
Dugaan kuat bahwa pihak yang melakukan intimidasi adalah dari salah satu partai politik, yang diduga ingin memengaruhi hasil penghitungan suara agar menguntungkan partainya. Jaelani dan anggotanya bahkan sempat membuat surat pernyataan sikap ketidaksanggupan untuk melanjutkan rekapitulasi tingkat kecamatan, namun setelah mediasi dengan KPU Depok, proses tersebut dilanjutkan.
Selain itu, Jaelani juga menyebut adanya kendala dalam rekapitulasi suara di Kecamatan Tapos karena adanya ketidaksesuaian data dalam aplikasi Sirekap. Hal ini mengakibatkan keterlambatan dalam proses penghitungan suara.
Semua peristiwa ini menunjukkan adanya tekanan dan intimidasi yang terjadi selama proses pemilihan, namun PPK Tapos tetap berkomitmen untuk melaksanakan tugasnya dengan transparan dan profesional.