Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan korban banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara yang berhak mendapatkan rumah permanen juga akan menerima sertifikat tanah atas nama kepala keluarga.
“Proses penyediaan rumah permanen tidak bisa terburu-buru karena menyangkut masa depan warga. Fasilitas ini bukan cuma bangunan, tapi kepastian hukumnya harus dijaminkan,” kata Ketua Komite Pengarah BNPB, Ari Lesmana, pada Rabu.
Menurut dia, kepastian hukum dari sertifikat tanah sangat penting untuk menjamin tempat tinggal jangka panjang bagi warga terdampak dan mencegah mereka terus hidup dalam ketidakpastian.
BNPB juga berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memastikan lokasi hunian sementara berada pada tingkat kerentanan bencana yang dapat diterima.
Di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pemerintah daerah telah mengusulkan beberapa bidang tanah untuk diolah lebih lanjut sebagai calon lokasi hunian sementara melalui mekanisme antarkementerian.
BNPB sebagai koordinator teknis mengambil pendekatan dari bawah, melibatkan kepala desa dan kepala kecamatan agar relokasi benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat.
Kesepakatan menghasilkan total 518 unit rumah permanen yang akan dibangun, dengan jumlah mengacu pada unit hunian sementara yang disiapkan BNPB di 16 lokasi di enam kecamatan di Kabupaten Agam, dengan Kecamatan Palembayan sebagai wilayah paling terdampak.
“Kami hindari lokasi yang rawan banjir dan longsor berulang, atau yang terletak di tepi sungai maupun lereng bukit berisiko tinggi,” ujar Lesmana.
Dia menambahkan, berdasarkan arahan PVMBG, lokasi untuk rumah permanen harus dinyatakan aman untuk minimal 80 persen dari risiko bencana tahunan.
Pertimbangan lain mencakup kelayakan sosial, termasuk akses jalan, layanan kesehatan, pendidikan, dan mata pencaharian warga, agar warga dapat kembali ke kehidupan normal pasca relokasi.
“Kami ingin memastikan relokasi bukan sekadar memindahkan warga, tapi memulihkan kehidupan mereka dengan martabat,” tutupnya.
Berita terkait: BNPB targetkan hunian sementara di Agam selesai sebelum sekolah buka
Berita terkait: Indonesia percepat pengerukan kayu terseret pasca banjir Sumatera
Berita terkait: Pemerintah kerahkan tujuh mobil tangki air di Tapanuli Tengah terdampak banjir
Penerjemah: M. Riezko Bima, Resinta Sulistiyandari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025