Kontroversi, Zelensky Berencana Memecat Panglima Militer Ukraina di Tengah Perang Melawan Rusia.

Memuat…

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, akan memecat Panglima Militer Jenderal Valery Zaluzhny di tengah perang melawan Rusia. Foto/REUTERS

KYIV – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengumumkan dalam sebuah pertemuan pada hari Senin bahwa dia akan memecat Panglima Militer Jenderal Valery Zaluzhny. Informasi ini disampaikan oleh seorang pejabat senior yang mengetahui mengenai percakapan tersebut. Jika pemecatan ini terjadi, maka ini akan menjadi perombakan militer yang mengganggu di tengah perang Ukraina melawan Rusia.

Zelensky dan Jenderal Zaluzhny telah berselisih selama berbulan-bulan, dan pemecatan ini akan menjadi puncak dari perselisihan mereka. Saat ini, Zaluzhny masih menjabat, namun keputusan resmi dari presiden diperkirakan akan mengonfirmasi pemecatannya setelah dua tahun invasi Rusia dan ketika pasukan Moskow mendapatkan inisiatif strategis di beberapa wilayah garis depan.

Pada hari Senin, juru bicara Zelensky, Serhiy Nykyforov, membantah bahwa Jenderal Zaluzhny telah dipecat. “Tidak ada pembicaraan mengenai hal ini,” kata Nykyforov kepada wartawan. “Tidak ada perintah dari presiden untuk memecat Panglima.”

Nykyforov belum memberikan komentar terbaru ketika The Washington Post meminta tanggapan pada hari Rabu (31/1/2024).

Masih belum jelas apakah komandan baru yang akan menggantikan Zaluzhny akan mampu memperbaiki situasi sulit Ukraina di medan perang tanpa penambahan pasukan dan senjata yang signifikan, seperti yang telah dituntut oleh Jenderal Zaluzhny kepada Zelensky. Hal ini semakin memperburuk hubungan mereka yang sudah tegang. Pemecatan Zaluzhny juga menjadi taruhan politik bagi Zelensky, mengingat popularitas Zaluzhny baik di kalangan militer maupun masyarakat umum. Selain itu, pemecatan ini juga menimbulkan risiko strategis, terutama ketika Rusia semakin meningkatkan serangannya dan bantuan keamanan dari Barat untuk Kyiv melambat.

MEMBACA  Hindari kesalahan teknis yang dapat berdampak politik: Jokowi