Kisah Karamah Sunan Gunung Jati, Cahaya Ilahi yang Menaklukkan Pasukan Prabu Siliwangi

Sunan Gunung Jati, seorang ulama besar yang juga dikenal sebagai Syarif Hidayatullah, dikenal karena kehebatannya dalam menghadapi pasukan Prabu Siliwangi. Pada suatu masa, saat kekuatan Kerajaan Pajajaran berada di puncaknya, terjadi suatu peristiwa yang menggetarkan hati para prajurit Prabu Siliwangi. Pasukan tangguh dan disegani ini tidak mampu melawan karomah dari Sunan Gunung Jati.

Peristiwa dimulai ketika Prabu Siliwangi merasa terganggu oleh cahaya terang yang muncul setiap malam dari arah timur laut. Cahaya tersebut semakin terang dan mengusik ketenangan hati sang prabu. Dari istananya di Pakuan Pajajaran, Prabu Siliwangi melihat pelangi yang membentang dari kejauhan, sebuah pemandangan yang dianggapnya tidak biasa dan mencurigakan.

Rasa penasaran dan kekhawatiran mendorong Prabu Siliwangi untuk memanggil patih kepercayaannya, Patih Tambisara. Dengan tegas, sang prabu memerintahkan Patih Tambisara untuk menyelidiki sumber cahaya tersebut dan menumpasnya jika membahayakan kerajaan.

Patih Tambisara pun mematuhi perintah tersebut. Bersama seratus prajurit pilihan, ia menuju Gunung Jati tempat cahaya tersebut berasal. Mereka berharap dapat menghancurkan sumber cahaya yang mengusik ketenangan Prabu Siliwangi.

Namun, ketika mereka tiba di Gunung Jati, para prajurit Pajajaran merasakan kelemahan yang tak terduga. Tubuh mereka melemah, gemetar, dan tak bisa berdiri. Mereka lumpuh dan tak berdaya, termasuk Patih Tambisara sendiri. Sunan Gunung Jati kemudian muncul di hadapan mereka dan menjelaskan bahwa mereka bisa pulih jika mengucapkan dua kalimat syahadat.

Patih Tambisara dan para prajurit pun mengucapkan syahadat. Dengan cepat, kekuatan mereka pulih dan mereka memilih untuk tinggal bersama Sunan Gunung Jati, meninggalkan Pajajaran kecuali Patih Tambisara yang kembali membawa surat dari Sunan Gunung Jati untuk Prabu Siliwangi.

MEMBACA  Eksodus Idul Fitri: Kementerian meminta para pelancong untuk meminimalkan limbah

Surat tersebut berisi ajakan untuk mengikuti ajaran Islam. Prabu Siliwangi mulai mempertimbangkan ajakan tersebut, namun Sanghyang Parwatali turun dari langit dan menolak ajaran Islam. Prabu Siliwangi pun tetap setia pada kepercayaannya yang lama.

Dengan demikian, Sunan Gunung Jati menunjukkan kekuatan dan pengaruhnya yang besar dalam menghadapi pasukan Prabu Siliwangi. Kehadirannya membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan para prajurit dan mempengaruhi keputusan Prabu Siliwangi dalam memilih agama baru.