Kementerian PUPR akan memulai normalisasi Sungai Wulan pada bulan April ini.

Jakarta (ANTARA) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa normalisasi Sungai Wulan yang memiliki panjang 22 km akan dimulai pada tahun anggaran 2024-2026.

“Pada April 2024, kami akan mulai melakukan normalisasi di hilir (daerah) Sungai Wulan,” ujar Hadimuljono dalam pernyataan dari Kementerian PUPR di Jakarta, Selasa.

Menurut menteri, selain memperbaiki tanggul dan melakukan normalisasi Sungai Wulan, juga ada program untuk membangun tanggul sepanjang 60 km dan melakukan normalisasi Sungai Juana, serta merehabilitasi tanggul sepanjang 10 km, keduanya pada tahun 2025-2027.

Hadimuljono juga memerintahkan agar perbaikan darurat tanggul Sungai Wulan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang roboh akibat hujan deras pada 3-5 Februari 2024, dapat diselesaikan dalam waktu tiga hari.

Ia mengatakan bahwa pengelolaan banjir di sekitar Kudus dan Demak sudah segera dimulai dengan meningkatkan kapasitas Pompa Drainase Kencing yang masuk ke Sungai Wulan.

“Untuk penanganan tanggul yang rusak, empat ekskavator dan tiga ekskavator amfibi telah dikerahkan. Diharapkan tanggul dapat ditutup dalam waktu tiga hari,” ujarnya.

“Dua belas pompa, dengan kapasitas 5m3/detik, juga telah disiapkan untuk mengurangi genangan air, dan kami akan menambah pompa lebih banyak agar lebih cepat dalam mengurangi luas dan tinggi air yang tergenang di daerah terdampak,” jelasnya.

Berita terkait: Konservasi Sungai Ciliwung diharapkan menjadi standar nasional: Menteri

Hadimuljono melakukan inspeksi di lokasi tanggul Sungai Wulan yang roboh akibat debit banjir yang besar dan intensitas hujan yang tinggi.

Sebelum melakukan inspeksi tanggul Sungai Wulan, ia juga meninjau lokasi banjir di bagian jalan Kudus-Purwodadi di Desa Gubug yang roboh akibat meluapnya Sungai Tuntang di Grobogan.

MEMBACA  Dari Penerjemah Bahasa Menjadi Pengusaha Sukses Berkat PTFI

Selama inspeksi, ia memerintahkan agar dibangun parit atau dinding penghalang dengan ketinggian yang sama dengan tanggul sungai di kedua sisi.

“Untuk banjir di Desa Gubug, sedikit badan jalan tererosi. Tidak roboh. Saya pikir akan selesai dalam dua hari untuk menutup pondasi jalan,” ujar Hadimuljono.

“Kemudian kita membuat parit yang sama tingginya dengan tanggul, sehingga air tidak meluap ke jalan karena parit jalan lebih rendah dari tanggul,” tambahnya.

Kementerian PUPR, melalui Tim Tanggap Darurat Balai Pengelolaan Penataan Wilayah (BPPW) Jawa Tengah bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Demak dan koordinator pos pengungsian, memberikan bantuan fasilitas kepada mereka yang terkena dampak banjir.

Mereka menyediakan dua unit toilet portabel dan satu unit hidran publik dengan stand di Kabupaten Demak dan empat unit toilet portabel dan dua unit hidran publik dengan stand di Kabupaten Kudus.

Berita terkait: Proyek normalisasi sungai Citarum diharapkan menjadi contoh teladan: Widodo

Penerjemah: Aji Cakti, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2024