Kementerian Dorong Pengembangan Pangan dan Gizi yang Komprehensif

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Rachmat Pambudy menekankan bahwa pembangunan pangan dan kesehatan Indonesia, khususnya gizi, harus menerapkan pendekatan yang lebih komprehensif.

“Beberapa tantangan menunjukkan perlunya intervensi dan tata kelola berkelanjutan untuk mentransformasi sistem pangan dan gizi Indonesia. Pembangunan di sektor ini harus lebih holistik,” kata Pambudy dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Jumat.

Pernyataan ini disampaikannya pada acara Kick-Off Pra-Lokakarya Pangan dan Gizi ke-12 yang mengusung tema Transformasi Sistem Pangan dan Gizi dalam Memperkuat Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Dia mencatat bahwa pembangunan pangan dan kesehatan harus merespons beban kesehatan yang akan datang, termasuk perubahan iklim, transisi demografi, konflik, dan kemajuan teknologi kesehatan.

Dia menambahkan bahwa pangan dan gizi adalah kunci untuk mencapai Indonesia Emas 2045, atau Indonesia menjadi negara maju pada tahun tersebut. Menurut dia, visi ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2025-2045).

Saat ini, 81 kabupaten dan kota menghadapi kerawanan pangan di tengah krisis tiga planet, yaitu perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, polusi, serta kerusakan lingkungan.

Indonesia juga menghadapi Beban Ganda Masalah Gizi (Triple Burden of Malnutrition): stunting mempengaruhi 19,8 persen anak, underweight 16,8 persen, wasting 7,4 persen, dan overweight 3,4 persen, disertai dengan kekurangan mikronutrien yang meluas.

Oleh karena itu, lokakarya yang diselenggarakan bersama Badan Gizi Nasional (BGN) ini melibatkan perguruan tinggi, organisasi profesi, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan mitra pembangunan untuk merumuskan kebijakan pangan dan gizi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kami memiliki waktu sekitar lima tahun hingga 2030 untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Pada tahun 2041, kami berharap dapat keluar dari jebakan pendapatan menengah,” ujar Pambudy.

MEMBACA  Latihan tempur yang lebih realistis menekan kekuatan kapal selam China

Oleh sebab itu, Kepala BGN Dadan Hindayana menyambut baik diskusi para ahli yang fokus pada transformasi sistem pangan dan gizi, termasuk keterjangkauan, konsumsi, dan tata kelolanya.

Berita terkait: [Tautan berita 1]
Berita terkait: [Tautan berita 2]
Berita terkait: [Tautan berita 3]

*Penerjemah: Alatas, Kenzu
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025*