Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menekankan pentingnya memperkuat kapasitas daerah untuk mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan dan restoratif. Hal ini bisa dicapai lewat ekosistem yang digerakan oleh lokal dan mandiri.
“Pembangunan harus dimulai dari tingkat lokal. Kalau dimulai dari desa, hasilnya akan lebih kuat. Indonesia terlalu luas untuk hanya mengandalkan kota-kota besar saja,” kata Umar dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
Dia menekankan perlunya setiap daerah mengidentifikasi tiga area utama kekuatan lokal: sumber daya manusia, identitas budaya, dan aset alam. Ini akan memandu pembangunan ekonomi kreatif yang lebih tepat sasaran dan berdampak.
Umar mengatakan bahwa pemetaan aset lokal bisa membantu daerah menciptakan mesin pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan program prioritas nasional, Asta Cita Ekraf. Program ini bertujuan membangun kemandirian lokal.
“Kemandirian pangan tidak harus mulai dari tingkat nasional. Itu mulai dari unit terkecil — dari rumah, desa, dan kota — sebelum tumbuh menjadi kekuatan nasional. Negara kita sangat kaya, tapi terlalu sering kita lalai menghargai kekayaan kita sendiri,” ujarnya.
Dia juga menyoroti peran “story-nomics,” atau ekonomi berbasis narasi, sebagai cara bagi produk kreatif Indonesia untuk mendapatkan pengakuan global. Sekaligus, hal ini mendorong apresiasi terhadap identitas lokal dan lingkungan.
Umar memuji inisiatif Kampus Bambu Komodo yang diselenggarakan oleh Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) di Labuan Bajo. Dia menggambarkannya sebagai model kolaborasi dan inovasi lintas sektor.
Dia mencatat peran perempuan sebagai penggerak utama ekonomi rumah tangga dan masyarakat. Dia juga memuji inovasi lokal seperti sepeda bambu sebagai simbol kreativitas dan kerjasama.
“Acara ini bukan hanya tentang produk bambu, tetapi tentang kepercayaan dan kolaborasi. Kita harus mendengar langsung dari masyarakat — tanpa memahami masalah di lapangan, solusi tidak akan pernah muncul. Mari tetap terbuka, berkolaborasi, dan maju bersama,” tegasnya.
Inisiatif ini, tambahnya, mencerminkan kontribusi nyata sektor ekonomi kreatif untuk memperkuat ekosistem kreatif nasional Indonesia. Hal ini sejalan dengan semangat Asta Cita Ekraf untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas, memberdayakan ekonomi lokal, dan mendorong kemandirian berdasarkan potensi lokal.