Kekhawatiran Nasional Meningkat Akibat Kebakaran di Sumatera Utara yang Tak Kunjung Padam

Jakarta (ANTARA) – Penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Utara jadi perhatian nasional setelah 61 kejadian membakar 4.400 hektare hingga Juli 2025, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Meski Sumut tidak masuk daerah prioritas seperti Sumsel, Jambi, dan Riau karena kurangnya lahan gambut, jumlah kejadian dan luas kebakarannya cukup signifikan. Ini jadi perhatian kami,” ujar Kepala BNPB Suharyanto dalam rapat koordinasi nasional penanggulangan karhutla di Jakarta, Senin.

BNPB memastikan upaya pemadaman dan mitigasi sudah dilakukan, termasuk Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dimulai tiga hari lalu.

Namun, pelaksanaan OMC di Sumut sangat bergantung pada keberadaan awan hujan, jelas Suharyanto.

Pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG untuk mendapat rekomendasi waktu tepat menyemai awan potensial menggunakan garam (NaCl).

“Bahkan kalau ada potensi awan hujan di malam hari, kami akan kejar. Jika perlu peralatan tambahan atau helikopter patroli, atas arahan Menteri Kehutanan, kami lakukan sambil terus lanjutkan upaya yang ada,” tegasnya.

Menurut Kepala BNPB, penanganan karhutla butuh sinergi antara pemerintah pusat, daerah, aparat hukum, dan masyarakat.

Dia menyatakan langkah penanganan akan terus ditingkatkan karena puncak musim kemarau diperkirakan dalam beberapa minggu ke depan.

Selain itu, BNPB optimis tindakan hukum akan diambil untuk mencegah oknum yang sengaja membakar lahan pertanian atau perkebunan.

Seperti dilaporkan Wakapolda Sumut dalam rapat, 12 orang telah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk dua diduga membakar area mineral dan hutan.

Berita terkait:
Wapres dapat update 51 tersangka karhutla Riau
BNPB kirim heli bantu Jambi hadapi karhutla

Penerjemah: M. Riezko Bima, Resinta Sulistiyandari
Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Warga Indonesia yang Ingin Bekerja di Luar Negeri Wajib Memiliki Kartu IPMI: Menteri