"Jika Tak Ada yang Berani, Kalian Tetap Jadi Budak" (Penataan visual: teks tebal dengan penggunaan spasi yang seimbang untuk penekanan.)

Sabtu, 7 Juni 2025 – 21:00 WIB

Jakarta, VIVA – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan kembali sejarah proklamasi yang dibacakan oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Ia menegaskan bahwa para tokoh masa lalu berjuang keras agar Indonesia bisa merdeka.

Baca Juga:
Ganjar Bicara Peluang Megawati-Prabowo Bertemu Lagi: Nasi Goreng Belum Dimakan

Menurutnya, kalau tidak ada yang berani memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia mungkin masih dijajah oleh negara asing.

Pernyataan ini disampaikan Megawati saat pembukaan pameran foto Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu, 7 Juni 2025.

Baca Juga:
Megawati Geram Ada Ibu yang Tega Buang Bayinya: Go To Hell

"Ingat, kalau tidak ada yang berani bicara, proklamasi tidak akan ada, dan kalian mungkin masih jadi budak," kata Megawati.

Megawati Soekarnoputri Hadiri Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila

Foto: Youtube Sekretariat Presiden

Baca Juga:
Ganjar Bilang Pertemuan Megawati-Prabowo di Harlah Pancasila Biasa Saja, tapi Simbol Kebersamaan

Presiden kelima RI itu juga menegaskan bahwa Indonesia dibangun dengan perjuangan dan penderitaan panjang. Ia meminta masyarakat tidak melupakan sejarah sebelum era Orde Baru.

"Republik ini dibangun dengan susah payah, air mata, dan pengorbanan besar. Para pendirinya diperlakukan dengan tidak adil. Menjadi Indonesia tidak mudah, tapi sekarang sepertinya sejarah dipotong dan diubah. Seolah-olah sejarah Indonesia baru ada di zaman Orde Baru," ujarnya.

Megawati juga menekankan pentingnya menjadi sosok Pancasilais. Ia mengatakan, kalau tidak Pancasilais, lebih baik tidak tinggal di Indonesia.

"Kalau kalian Pancasilais, kalian adalah warga negara Indonesia. Kalau tidak, tolong, jangan tinggal di sini. Jadilah imigran saja," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Megawati juga berbicara tentang pentingnya menjadi sosok yang Pancasilais. Ia menyatakan jika tidak Pancasilais, lebih baik tidak tinggal di Indonesia.

MEMBACA  Saham-saham Ini Merupakan Salah Satu yang Paling Terdampak oleh Tarif